Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Terdampak Rusia-Ukraina, Pemerintah Perlu Siapkan Bantalan Ekonomi

Konflik kedua negara telah membuat harga bahan baku yang terkerek, konflik ini juga berdampak terhadap kenaikan biaya energi seperti minyak dan gas. Industri kecil dan menengah (IKM) pengguna Liquefied Petroleum Gas (LPG) sudah terdampak kenaikan harga.
Sejumlah warga Ukraina bersiap meninggalkan ibu kota, namun perjalanan kereta api ternyata ditunda atau dibatalkan di stasiun kereta api Kyiv-Pasazhyrskyi di Kyiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). Pasukan Rusia menyerang Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi demiliterisasi Ukraina, yang memicu kecaman internasional dan ancaman AS akan sanksi berat lebih lanjut terhadap Moskwa serta membuat lantai bursa di sejumlah negara jatuh./Bloomberg-Erin Trieb
Sejumlah warga Ukraina bersiap meninggalkan ibu kota, namun perjalanan kereta api ternyata ditunda atau dibatalkan di stasiun kereta api Kyiv-Pasazhyrskyi di Kyiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). Pasukan Rusia menyerang Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi demiliterisasi Ukraina, yang memicu kecaman internasional dan ancaman AS akan sanksi berat lebih lanjut terhadap Moskwa serta membuat lantai bursa di sejumlah negara jatuh./Bloomberg-Erin Trieb

Bisnis.com, JAKARTA - Institute For Development of Economics and Finance (Indef) mendorong pemerintah mewaspadai dampak berkepanjangan konflik Rusia-Ukraina terhadap kelangsungan industri.

Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan selain harga bahan baku yang terkerek, konflik ini juga berdampak ke kenaikan biaya energi seperti minyak dan gas. Industri kecil dan menengah (IKM) pengguna Liquefied Petroleum Gas (LPG) sudah terdampak kenaikan harga.

Selain energi, Indonesia juga bergantung pada Ukraina untuk pasokan gandum. Menurut data UN Comtrade, pada 2020 Ukraina memasok 23,51 persen gandung Indonesia.

"Ini yang perlu diwaspadai, peru dilihat bantalan ekonomi apa yang perlu disiapkan pemerintah," kata Andry kepada Bisnis, Selasa (1/3/2022).

Selain itu, tarif dasar listrik (TDL) juga direncanakan naik mulai 1 April 2022 yang juga akan berpengaruh ke kinerja industri.

Tekanan lain pada kinerja manufaktur juga datang dari dalam negeri yakni pembatasan pergerakan karena lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. Menurut IHS Markit, kenaikan kasus Covid-19 ikut menekan ekspansi purchasing managers's index (PMI) pada Februari menjadi 51,2 dari bulan sebelumnya 53,7.

Andry melanjutkan, diharapkan terjadi penurunan kasus dalam waktu dekat sesuai prediksi pemerintah mengenai puncak kasus Omicron pada Februari-Maret 2022. Vaksinasi booster di sektor industri diharapkan juga turut menopang kinerja sehingga tidak terjadi penurunan pada produktivitas.

"Secara tren ada penurunan kasus di wilayah Jabodetabek. Ini memberikan napas bagi industri dan ada beberapa pelonggaran yang saat ini sudah dilakukan," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper