Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I (persero) atau AP I segera merampungkan pengembangan Bandara Sam Ratulangi di Manado pada akhir Februari 2022 untuk mendukung destinasi wisata prioritas.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi menjelaskan bahwa Bandara Sam Ratulangi Manado terletak di lokasi strategis dan menghubungkan ke berbagai destinasi wisata favorit wisatawan domestik dan mancanegara seperti Bunaken, Danau Linow, Air Terjun Ratahan Telu, Desa Woloan, dan Pantai Likupang . AP I pun berkomitmen untuk mendukung pengembangan pariwisata secara berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Utara melalui penyediaan area promosi pariwisata berupa panggung untuk pentas seni musik dan tarian daerah di ruang tunggu.
“Selain itu, di ruang tunggu penumpang tersedia TV display yang dipergunakan untuk menayangkan video promosi pariwisata daerah. Kami juga akan menempatkan Tourist Information Center yang berada di area keberangkatan internasional Bandara Sam Ratulangi Manado,” ujarnya melalui siaran pers, Selasa (22/2/2022).
Sebagai informasi, pada 2021, Bandara Sam Ratulangi Manado melayani 12.065 pergerakan pesawat, dimana 11.672 diantaranya merupakan penerbangan domestik, dan 393 penerbangan internasional. Pada tahun yang sama, Bandara Sam Ratulangi Manado juga melayani 925.017 pergerakan penumpang, yang terdiri dari 906.916 penumpang domestik dan 18.101 penumpang internasional. Untuk kargo, di tahun 2021 Bandara Sam Ratulangi Manado melayani 16.577 ton kargo, yang terdiri dari 16.065 ton kargo domestik dan 511 ton kargo internasional.
AP I memproyeksikan pengembangan Bandara Sam Ratulangi di Manado selesai secara menyeluruh pada akhir Februari 2022.
Faik memaparkan saat ini progres proyek pengembangan bandara di Manado tersebut per 20 Februari 2022 telah mencapai 99,20 persen. Dengan demikian ditargetkan selesai pada akhir Februari 2022. Adapun rencana pengembangan ini memiliki tujuan untuk mendukung Destinasi Super Prioritas (DSP) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang di Provinsi Sulawesi Utara secara berkelanjutan.
Baca Juga
“Pengembangan Bandara Sam Ratulangi berfokus pada perluasan dan beautifikasi terminal eksisting, perluasan gedung terminal baru, serta penambahan sarana infrastruktur bandara,” ujarnya.
Dia menjelaskan perluasan terminal meliputi area check-in, boarding lounge, make-up area (untuk penanganan bagasi penumpang), penambahan unit toilet, serta beautifikasi area boarding lounge, check-in, dan lobby. Sedangkan perluasan terminal baru, dilakukan melalui pembuatan area imigrasi, karantina, bea cukai dan boarding lounge keberangkatan dan kedatangan domestik serta internasional.
Pengembangan Bandara Sam Ratulangi Manado sekaligus meningkatkan luas terminal penumpang dari hanya 26.481 meter persegi dengan kapasitas 2,6 juta penumpang per tahun menjadi 57.296 meter persegi atau dapat menampung hingga 5,7 juta penumpang per tahun.
Dari segi fasilitas, Bandara Sam Ratulangi Manado dilengkapi dengan fasilitas modern mulai dari penambahan aviobridge yang semula 4 unit menjadi 6 unit. Konter check-in dari 30 unit menjadi 45 unit. Sedangkan untuk segi infrastruktur, dilakukan perluasan akses jalan bandara, toll gate, sewage treatment plant, perluasan water house, penambahan kolam retensi & rain water tank dan perluasan area parkir yang semula dapat menampung 350 kendaraan roda empat nantinya dapat menampung hingga 650 kendaraan & roda dua yang semula dapat menampung 734 unit menjadi 760 unit.
Secara umum, desain terminal Bandara Sam Ratulangi Manado mengkombinasikan konsep tradisional dan modern. Sentuhan tradisional berupa motif batik Tarawesan Pareday yang tercipta dalam bentuk geometris (pakarisan) yang menyerupai sebuah perulangan garis sebagai representasi sebuah simbol gelombang kehidupan manusia yang hadir dari dua arah, yaitu arah atas dan bawah.