Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan menyampaikan konsistensi pemulihan ekonomi terjaga dan diperkirakan berlanjut di tahun 2022. Selain itu, dampak kenaikan kasus varian Omicron pada kuartal I/2022 diprediksi terbatas.
Tahun 2021 bisa dibilang merupakan tahun yang penuh tantangan, baik dari sisi kesehatan dan ekonomi. Kendati demikian, Indonesia bisa mencatat pertumbuhan berkualitas dan pemulihan yang kuat.
Di tahun ini, Kementerian Keuangan memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 4,8-5,5 persen. IMF memprediksi di tahun 2022 Indonesia akan tumbuh 5,6 persen, World Bank 5,2 persen, OECD 5,2 persen dan Consensus Forecast oleh Bloomberg adalah 5,2 persen.
"Kita melihat memang ada faktor upstairs tapi kita juga melihat ada faktor risiko downstairs. Ini yang akan menjadi perhatian kita di dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi di tahun 2022," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA Edisi Februari 2022, Selasa (22/2/2022).
Strategi kebijakan APBN yang antisipatif dan responsif didukung partisipasi masyarakat dan sektor swasta disebut mampu mengakselerasi pemulihan ekonomi.
Tren pemulihan juga diprediksi akan terus berlanjut, yang tercermin dari pergerakan positif leading indicators.
Kendati demikian, dampak eskalasi kasus Omicron masih perlu dipantau dan diantisipasi, namun diperkirakan relatif minimal seiring cakupan vaksinasi dan kemampuan adaptasi masyarakat.
Selain itu, Sri Mulyani menambahkan, kinerja ekspor masih akan tumbuh positif, didorong oleh kondisi permintaan negara mitra dagang yang masih stabil meski dampak risiko global perlu terus diwaspadai.