Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Mandiri (BMRI) Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 4,96% pada 2025

Ekonom Mandiri memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 4,96% pada 2025, didorong konsumsi rumah tangga dan investasi, meski ada ketidakpastian global.
Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (26/6/2024). / Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (26/6/2024). / Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Ringkasan Berita
  • Ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh 4,96% pada 2025, didorong oleh konsumsi rumah tangga dan peningkatan investasi.
  • Inflasi terkendali di 2,37% pada Juli 2025, dengan suku bunga acuan Bank Indonesia turun menjadi 5%, membuka peluang pelonggaran moneter lebih lanjut.
  • Kebijakan fiskal dan moneter diharapkan lebih akomodatif untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 4,96% secara tahunan (year on year/YoY) pada 2025, meski dibayangi ketidakpastian global.

Asmo menjelaskan konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama, ditopang oleh daya beli masyarakat dan tren pengeluaran ke sektor berbasis pengalaman (experience-based consumption), seperti transportasi, perjalanan, dan makan di luar.

“Hal ini tercermin dari index belanja experience-based yang meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan 2024,” ujarnya dalam Mandiri Economic Outlook Q3 2025 secara daring, Kamis (28/8/2025).

Dia menjelaskan kinerja investasi juga terpantau meningkat. Pada kuartal II/2025, realisasi investasi tumbuh 6,99% YoY, lebih tinggi dibandingkan 2,12% pada kuartal sebelumnya, yang didorong lonjakan impor barang modal, khususnya mesin dan peralatan.

Di sisi lain, inflasi Juli 2025 terkendali di level 2,37% yoy, didukung stabilnya harga pangan dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5%. Kondisi ini membuka ruang pelonggaran moneter lebih lanjut apabila risiko eksternal dapat dikelola.

“Untuk menjaga momentum tersebut, diperlukan dukungan kebijakan countercyclical yang mampu memberikan bantalan bagi perekonomian dalam menghadapi tekanan eksternal,” ujar Asmo.

Oleh sebab itu, sambungnya, kebijakan fiskal juga perlu lebih akomodatif dengan percepatan realisasi belanja agar dapat berperan sebagai penopang perekonomian di tengah tingginya ketidakpastian global.

Dari sisi moneter, kebijakan Bank Indonesia diperkirakan tetap akomodatif, seiring masih terbukanya ruang pelonggaran apabila stabilitas harga terjaga dan risiko eksternal dapat dimitigasi.

Adapun pada kuartal II/2025, PDB Indonesia tercatat tumbuh 5,12% YoY, menguat dibandingkan 4,87% pada triwulan sebelumnya. Konsumsi rumah tangga naik 4,97% YoY, sementara belanja pemerintah mulai menunjukkan pemulihan meski masih terkontraksi tipis 0,33% pada kuartal II/2025.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro