Bisnis.com, JAKARTA - Proyek gas 'raksasa' di Lapangan gas Abadi, Blok Masela dikembangkan oleh perusahaan asal Jepang, Inpex Masela Ltd.
Proyek ini menelan biaya investasi yang mencapai US$ 19,8 miliar, proyek gas yang juga akan membuat kilang LNG di darat (onshore) ini diperkirakan akan menghasilkan gas alam cair (LNG) sebesar 9,5 juta ton per tahun (MTPA) atau sekitar 1.600 MMSCFD gas dan 35.000 bph kondensat. Proyek ini ditargetkan bisa beroperasi pada kuartal II 2027.
Blok Masela dipastikan akan menambah fasilitas Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS). CCUS dilakukan mulai dari kegiatan identifikasi sumber emisi karbon, penangkapan karbon pada gas buang dari titik sumber, kompresi karbon, transportasi karbon melalui pipa atau kapal, penyimpanan karbon pada formasi geologi melalui Enhanced Oil Recovery (EOR), sampai kepada pemanfaatan karbon, di antaranya untuk produksi material bangunan, chemical, plastik, dan mineralisasi.
CCUS berguna untuk mengurangi emisi CO2. Karbon yang berhasil ditangkap dan dikumpulkan dapat digunakan kembali untuk meningkatkan oil recovery di ladang minyak yang kandungannya sudah menipis.
Adapun potensi manfaat dari implementasi CCUS sangat beragam, mulai dari penciptaan lapangan kerja, mengurangi biaya operasional penyediaan listrik, memperpanjang umur infrastruktur yang telah ada, hingga memberikan pengetahuan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi.
Oleh karena itu, Takayuki Ueda, Chief Executive Officer Inpex mengungkapkan, pihaknya menjadwalkan pelaksanaan studi komprehensif termasuk untuk implementasi CCUS.
Baca Juga
"Sehingga proyek ini bisa mengurangi biaya lebih lanjut dan mempromosikan proyek sebagai proyek yang kompetitif dan bersih dengan tujuan memulai produksi pada awal 2030-an," ungkap Takayuki, dalam keterangan resminya, Selasa (22/02/2022).
Atas pernyataan mengenai implementasi CCUS tersebut, Julius mengatakan bahwa pihak Inpex belum mengajukan usulan tersebut kepada SKK Migas.
"SKK Migas meminta Inpex untuk segera kalau memang (produksi mundur) itu yang diinginkan, untuk kita tim perencana khususnya bisa segera melakukan review dan evaluasi," terang Julius.
Seperti yang diketahui, saat ini Inpex Masela Ltd dan Shell selaku operator Blok Masela sedang melakukan revisi PoD wilayah kerja migas yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Revisi PoD itu berkenaan dengan masuknya CCUS. Hal ini dilakukan supaya aset Blok Masela dalam hal ini LNG Masela bisa dikatakan kompetitif karena memiliki syarat green energy.
"Revisi PoD-nya belum diajukan. Katanya begitu (harus memasukan CCUS) namun kami belum mengetahui detailnya seperti apa," ungkap Julius.
Dengan demikian, pihaknya terus mendorong Inpex untuk tetap menyelesaikan proyek tersebut. Karena, kata Julius, diperlukan strategic decision Inpex untuk jangka panjang terkait dengan competitiveness product-nya.