Bisnis.com, JAKARTA - Tren surplus neraca perdagangan Indonesia yang tinggi diperkirakan akan mulai mengalami penyusutan.
Analis Makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Januari 2022 mencapai US$438 juta.
Capaian tersebut lebih rendah jika diibandngkan dengan capaian surplus pada Desember 2021 yang mencapai US$1,02 miliar.
Faiz memperkirakan, kinerja ekspor tumbuh sebesar 41,08 persen pada Januari 2022, sementara impor mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi sebesar 58,58 persen.
“Surplus Januari diperkirakan turun cukup signifikan. Kita ingat di Januari sempat ada larangan ekspor batubara dan harga CPO juga terkoreksi,” katanya kepada Bisnis, Senin (14/2/2022).
Di samping itu, Faiz mengatakan kinerja impor juga mengalami peningkatan terutama pada impor bahan baku, sejalan dengan pemulihan ekonomi yang berlanjut.
Baca Juga
Menurutnya, surplus neraca perdagangan akan mulai menyusut hingga kuartal II/2022, dikarenakan impor yang meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi
“Kenaikan harga minyak juga akan memberikan dorongan untuk impor,” jelasnya.
Dia menambahkan, harga komoditas ekspor yang diperkirakan akan ternormalisasi juga menjadi faktor mengecilnya surplus neraca dagang, bahkan berpotensi kembali mencatatkan defisit.
“Perkiraan kami akselerasi impor akan signifikan di semester II sehingga kemungkinan semester II neraca dagang akan mulai defisit,” kata Faiz.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
