Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2022 akan mengalami inflasi sebesar 0,55 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Kenaikan inflasi tersebut tidak banyak berubah dari 0,57 persen mtm pada Desember 2021 dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi pada Januari 2021 sebesar 0,26 persen mtm.
“Hal ini terutama didorong oleh kenaikan harga pangan dan inflasi inti yang lebih tinggi, menunjukkan peningkatan permintaan di tengah meningkatnya mobilitas,” katanya, Senin (31/1/2022).
Sementara itu, inflasi secara tahunan diperkirakan akan menguat menjadi 2,17 persen (year-on-year/yoy) dari 1,87 persen yoy pada Desember 2021 dan 1,55 persen yoy pada Januari 2021.
Capaian inflasi tersebut sudah kembali berada dalam kisaran sasaran inflasi Bank Indonesia sebesar 2 hingga 4 persen.
Inflasi inti pun diperkirakan akan menguat menjadi 1,78 persen yoy, meningkat dari 1,56 persen yoy pada Desember 2021 dan Januari 2021.
Faisal memperkirakan, harga pangan berkontribusi paling besar terhadap inflasi pada Januari 2022.
“Harga pangan terpantau terus meningkat pada 22 Januari, berkontribusi sekitar 0,35 ppt,” jelasnya.
Faisal menjelaskan, untuk kelompok pengeluaran bahan makanan, kenaikan harga paling banyak terjadi pada daging ayam, telur ayam, dan minyak goreng.
Di sisi lain, dia menilai kebijakan pemerintah untuk mensubsidi harga minyak goreng berhasil menahan kenaikan harga sampai taraf tertentu.
Sebelumnya, BI memperkirakan, inflasi pada Januari 2021 akan mencapai 0,53 persen mtm atau 2,15 persen yoy.
Menurut BI, tingkat inflasi pada tahun ini akan tetap terkendali pada kisaran 2 hingga 4 persen.