Bisnis.com, JAKARTA — Meski diadang berbagai tantangan dan risiko eksternal, ekonomi Indonesia diyakini akan tetap bertumbuh maksimal pada tahun ini. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta W Kamdani tak menampik berbagai risiko eksternal yang berpotensi besar mengganggu pemulihan dan pertumbuhan ekonomi pada 2022.
Namun, dia melihat semua risiko tersebut masih bisa dikendalikan dan diatasi dengan regulasi-regulasi yang tepat di tingkat nasional.
"Kami optimistis ekonomi kita bisa tumbuh lebih tinggi tahun ini dibandingkan tahun lalu," kata Shinta kepada Bisnis, Rabu (26/1/2022).
Selain itu, menurut Shinta, tren penentu terbesar dari pemulihan ekonomi pada tahun ini terletak pada pengendalian pandemi, terciptanya herd immunity, dan normalisasi kegiatan masyarakat di pasar domestik.
Jika kontrol terhadap risiko lonjakan kasus berjalan dengan baik, daya beli masyarakat akan terjaga. Dampaknya juga meningkatkan minat pelaku usaha dan investor untuk melakukan kegiatan ekonomi produktif sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan yang diproyeksikan.
Sebelumnya, International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,6 persen pada tahun ini, dari prediksi sebelumnya 5,9 persen.
Baca Juga
Meski ekonomi Indonesia pada tahun ini dan 2023 diperkirakan tetap akan menguat di tengah moderasi pertumbuhan ekonomi global, beberapa risiko tetap perlu diwaspadai seperti gangguan rantai pasok, lonjakan inflasi, penurunan daya beli, serta beban utang pemerintah.