Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengkaji skema penyaluran subsidi listrik secara langsung agar lebih tepat sasaran.
Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, mengatakan bahwa pihaknya sedang mengkaji pemberian subsidi listrik secara langsung melalui uang tunai atau voucer untuk masyarakat yang berhak. Harapannya, skema tersebut bisa membuat subsidi yang disalurkan pemerintah lebih tepat sasaran.
“Pelanggan nonsubsidi akan bayar sesuai tarif. Nanti yang berhak disubsidi langsung dikasih cash atau voucer untuk membayar listrik, dan itu tidak bisa digunakan selain untuk membayar listrik,” katanya, Selasa (18/1/2022).
Rida menuturkan bahwa reformasi subsidi listrik menyangkut dua hal, yaitu sisi mekanisme yang berujung ke subsidi langsung, dan reformasi tarif.
Sejak 2003, kata dia, pemerintah tidak pernah mengutak-atik tarif listrik agar tidak ada aturan yang menyusahkan rakyat.
“Yang pasti jangan sampai kami membuat aturan yang menyusahkan rakyat, karena bukan itu tujuan kita bernegara,” kata Rida.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa skema pemberian cash atau voucer akan membuat penerima berupaya melakukan efisiensi, menghemat, sehingga tidak mendorong konsumsi listrik dan subsidinya naik.
Supaya mekanisme subsidi langsung bisa efektif dan tetap sasaran, menurutnya, maka data penerima subsidi harus akurat, minimum 85 persen dari sisi kesesuaian di lapangan.
“Pemerintah tidak berencana untuk mengurangi subsidi, tetapi yang ada adalah membuat subsidi ini lebih tepat sasaran,” imbuhnya.