Bisnis.com, JAKARTA — Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN berada di posisi 4,65 persen per Desember 2021, turun dari tahun lalu tetapi naik jika dibandingkan dengan 3,63 persen pada November 2021. Angka defisit ini jauh dari perkiraan awal Kemenkeu, sebesar 5,1 hingga 5,4 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjabarkan bahwa pada Desember 2021, APBN mencatatkan defisit Rp783,7 triliun. Nilainya setara dengan 4,65 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Menurutnya, posisi defisit APBN per Desember 2021 menurun 17,3 persen secara year-on-year (YoY) dibandingkan dengan Desember 2020 senilai Rp956,3 triliun. Pada Desember tahun lalu, defisit tercatat mencapai 6,09 persen terhadap PDB.
Baca Juga
"Defisit APBN per Desember 2021 adalah 4,65 persen. Defisit bahkan bukan hanya di bawah 5 persen, tetapi dekat ke 4,5 persen, dibandingkan dengan 6,14 persen pada tahun lalu ini konsolidasi fiskalnya sudah cukup dalam," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Senin (3/1/2022).
Meskipun begitu, jika dibandingkan dengan November 2021, terjadi kenaikan rasio defisit APBN terhadap PDB. Pada November 2021 defisit senilai Rp611 triliun atau mencakup 3,63 persen terhadap PDB.
Kondisi defisit APBN per Desember 2021 terjadi karena pendapatan negara mencapai Rp2.003,1 triliun dan belanja negara Rp2.786,8 triliun. Pendapatan negara tercatat naik 21,6 persen (YoY) dan belanja negara naik 7,4 persen (YoY).