Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri makanan dan minuman memperkirakan kebutuhan impor bahan baku produk susu pada 2022 akan meningkat, seiring dengan bertambahnya kapasitas produksi pabrik dan meningkatnya konsumsi masyarakat.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman Adhi Lukman mengatakan konsumsi produk susu mengalami kenaikan signifikan selama pandemi. Hal ini mendorong masuknya investasi-investasi baru di industri makanan dan minuman.
“Selama pandemi banyak yang mencari produk bergizi dan susu dianggap sebagai salah satu produk dengan kriteria tersebut. Peningkatan luar biasa pada konsumsi membuat pabrik sampai beroperasi dengan kapasitas penuh,” kata Adhi ketika dihubungi, Rabu (8/12/2021).
Dia mengatakan pertumbuhan investasi di industri makanan dan minuman mayoritas disumbang oleh perusahaan asing. Dia menyebutkan kenaikan penanaman modal asing (PMA) di industri makanan dan minuman mencapai 75 persen pada periode Januari sampai September 2021, di mana sebagian besar masuk di sektor produk susu.
“Kami perkirakan pada 2022 investasi baru yang mulai beroperasi bakal membuat impor bahan baku meningkat daripada 2021, kontribusinya mungkin bisa sampai 80 persen dari kebutuhan bahan baku,” tambahnya.
Adhi mengatakan pasokan bahan baku lokal masih terbatas, terlepas dari upaya pemerintah dan pelaku usaha untuk meningkatkan produksi. Dia mencatat sejumlah perusahaan telah mulai menjalankan kemitraan untuk pendampingan dan peningkatan produksi susu segar dalam negeri.
“Memang belum signifikan dampaknya karena kebanyakan perusahaan fokus di hilir. Di sisi hulu investasinya cenderung terbatas karena modal dan risikonya lebih besar,” kata Adhi.
Dia mengatakan industri makanan dan minuman berpotensi tumbuh sampai 7 persen pada 2022, didorong oleh membaiknya perekonomian. Tetapi, pertumbuhan industri pengolahan susu diperkirakan bisa menyentuh dua digit.
Data Kementerian Perindustrian memperlihatkan bahwa produksi industri pengolahan susu mencapai 3,85 juta ton setara susu segar pada 2020, sedikit turun daripada realisasi produksi pada 2019 yang mencapai 3,95 juta ton dan menyamai volume produksi pada 2018.
Nilai impor produk susu tercatat mencapai US$1,22 miliar pada 2020, meningkat dibandingkan dengan nilai impor pada 2019 sebesar US$1,20 miliar. Dari sisi bahan baku, volume impor pada 2020 mencapai 3,00 juta ton, turun dibandingkan volume impor 2019 sebesar 3,10 juta ton.