Bisnis.com, JAKARTA - Potensi percepatan tapering oleh Federal Reserve semakin nyata sehingga memungkinkan kenaikan suku bunga lebih dini. Hal ini terjadi di tengah ancaman kenaikan inflasi dan pandemi yang memburuk. Kemungkina
Gubernur The Fed Jerome Powell mulai merespons terhadap kondisi perekonomian yang panas seiring dengan inflasi yang menyebar dan ketersediaan tenaga kerja yang masih minim meski penganggurang berkurang.
Normalisasi bertahap yang ditandai dengan pencabutan stimulus The Fed setelah krisis keuangan pada 2008-2009 menjadi tantangan yang belum pernah dihadapi sebelumnya dalam beberapa dekade.
"Mereka beralih. Apa yang kita lihat adalah lebih beratnya beban pada bagian kebijaksanaan dalam pengambilan kebijakan, mengingat kesalahan perkiraan yang besar pada inflasi," kata Kepala Ekonom Bloomberg Economics Anna Wong yang juga mantan staf The Fed, seperti dikutip Bloomberg pada Minggu (5/12/2021).
Powell mengatakan kepada pembuat kebijakan AS pada pekan lalu bahwa sekarang saatnya menghentikan deskripsi soal inflasi yang tinggi sebagai fenomena sementara. Hal ini juga memicu kekhawatiran bipartisan saat Powell melakukan dengar pendapat di depan Senat.
Menurut Powell, pertemuan para pejabat bank sentral pada 14-15 Desember akan mempertimbangkan untuk mengakhiri program pembelian aset atau tapering beberapa bulan lebih awal dari rencana awal pada pertengahan 2022.
Baca Juga
Mereka juga akan merilis perkiraan suku bunga baru. Pada September, opini pejabat bank sentral terbagi rata dalam menentukan kenaikan suku bunga tahun depan.
Namun, sinyal-sinyal sudah mulai terlihat sesaat sebelum pertemuan. Hal ini membuat analis meningkatkan prospek mereka untuk suku bunga tahun depan.
“Kami bergerak ke garis dasar tiga kenaikan untuk tahun 2022 dengan kenaikan suku bunga 25 basis poin pada Juni, September dan Desember,” tulis Krishna Guha dan Peter Williams dari Evercore ISI dalam sebuah catatan pada Jumat.
Kenaikan tersebut akan bergantung pada dampak kemunculan varian baru omicron. Dalam laporan pada akhir pekan, ekonom Goldman Sachs Group Inc., memangkas proyeksi mereka terhadap perekonomian AS pada tahun ini dan tahun depan setelah melihat kemungkinan sedikit penurunan akibat strain baru.