Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada! Akselerasi Tapering Picu Kenaikan Fed Fund Rate Lebih Awal pada 2022

Pertemuan para pejabat bank sentral pada 14-15 Desember akan mempertimbangkan untuk mengakhiri program pembelian aset atau tapering beberapa bulan lebih awal dari rencana awal pada pertengahan 2022.
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Senin (8/4/2019). Bloomberg/Andrew Harrer
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Senin (8/4/2019). Bloomberg/Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Potensi percepatan tapering oleh Federal Reserve semakin nyata sehingga memungkinkan kenaikan suku bunga lebih dini. Hal ini terjadi di tengah ancaman kenaikan inflasi dan pandemi yang memburuk. Kemungkina

Gubernur The Fed Jerome Powell mulai merespons terhadap kondisi perekonomian yang panas seiring dengan inflasi yang menyebar dan ketersediaan tenaga kerja yang masih minim meski penganggurang berkurang.

Normalisasi bertahap yang ditandai dengan pencabutan stimulus The Fed setelah krisis keuangan pada 2008-2009 menjadi tantangan yang belum pernah dihadapi sebelumnya dalam beberapa dekade.

"Mereka beralih. Apa yang kita lihat adalah lebih beratnya beban pada bagian kebijaksanaan dalam pengambilan kebijakan, mengingat kesalahan perkiraan yang besar pada inflasi," kata Kepala Ekonom Bloomberg Economics Anna Wong yang juga mantan staf The Fed, seperti dikutip Bloomberg pada Minggu (5/12/2021).

Powell mengatakan kepada pembuat kebijakan AS pada pekan lalu bahwa sekarang saatnya menghentikan deskripsi soal inflasi yang tinggi sebagai fenomena sementara. Hal ini juga memicu kekhawatiran bipartisan saat Powell melakukan dengar pendapat di depan Senat.

Menurut Powell, pertemuan para pejabat bank sentral pada 14-15 Desember akan mempertimbangkan untuk mengakhiri program pembelian aset atau tapering beberapa bulan lebih awal dari rencana awal pada pertengahan 2022.

Mereka juga akan merilis perkiraan suku bunga baru. Pada September, opini pejabat bank sentral terbagi rata dalam menentukan kenaikan suku bunga tahun depan.

Namun, sinyal-sinyal sudah mulai terlihat sesaat sebelum pertemuan. Hal ini membuat analis meningkatkan prospek mereka untuk suku bunga tahun depan.

“Kami bergerak ke garis dasar tiga kenaikan untuk tahun 2022 dengan kenaikan suku bunga 25 basis poin pada Juni, September dan Desember,” tulis Krishna Guha dan Peter Williams dari Evercore ISI dalam sebuah catatan pada Jumat.

Kenaikan tersebut akan bergantung pada dampak kemunculan varian baru omicron. Dalam laporan pada akhir pekan, ekonom Goldman Sachs Group Inc., memangkas proyeksi mereka terhadap perekonomian AS pada tahun ini dan tahun depan setelah melihat kemungkinan sedikit penurunan akibat strain baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper