Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan volume ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berpotensi terkoreksi sampai akhir tahun 2021. Produksi dalam negeri yang menunjukkan kecenderungan tidak naik signifikan (flat) membuat pasokan untuk ekspor terbatas.
Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengemukakan bahwa produksi CPO selama Januari sampai September 2021 hanya mencapai 34,85 juta ton, naik tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 34,41 juta ton.
Di sisi lain, total konsumsi domestik untuk kebutuhan pangan, oleokimia, dan biodiesel mencapai 13,72 juta ton, naik dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 12,92 juta ton.
“Ekspor sangat tergantung dari produksi karena pemenuhan dalam negeri jadi prioritas. Sampai September 2021 permintaan domestik terus naik, tetapi produksi flat. Mau tidak mau ekspornya akan berkurang,” kata Joko dalam konferensi pers jelang Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2021, Rabu (17/11/2021).
Sampai September 2021, total ekspor CPO, CPO dan turunannya, serta olahan minyak kernel sawit masih menunjukkan pertumbuhan dari 24,07 juta ton pada 2020 menjadi 25,67 juta ton ton.
Namun ekspor dalam bentuk minyak mentah (CPO) terkoreksi dari 5,35 juta ton pada Januari sampai September 2020 menjadi 2,23 juta ton pada Januari sampai September 2021.
Baca Juga
Selain itu, ekspor pada September 2021 juga menunjukkan tren penurunan secara bulanan dibandingkan dengan Agustus 2021. Total ekspor bulanan terkoreksi dari 4,27 juta ton menjadi 2,88 juta ton.
“Sampai September, ekspor kita mengalami koreksi. Kita akan lihat selama Oktober sampai Desember 2021 seperti apa produksinya. Kalau flat, saya ekspor tetap akan terkoreksi sampai akhir tahun. Bagaimanapun kita harus penuhi dulu kebutuhan dalam negeri,” paparnya.
Laporan Gapki menunjukkan penurunan ekspor terbesar terjadi untuk pengiriman ke India yang berkurang 683.000 ton, China turun 351.800 ton, dan Belanda turun 169.600 ton secara bulanan.
Di sisi lain, produksi di dalam negeri pada September belum menunjukkan kenaikan seperti harapan. Produksi Indonesia pada September mencapai 4,17 juta ton atau turun 1 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.