Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Manufaktur Nantikan Momentum Pertumbuhan Akhir Tahun

Pertumbuhan industri yang melambat dari kuartal II/2021 sebesar 6,91 persen ditengarai karena dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) setelah kasus Covid-19 melonjak pada Juli-Agustus 2021.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat mengunjungi pabrik HSM 2 milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. /Kementerian Perindustrian
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat mengunjungi pabrik HSM 2 milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. /Kementerian Perindustrian

Bisnis.com, JAKARTA - Industri manufaktur dalam negeri mulai bergeliat meski masih dibayang-bayangi dampak pandemi. Pertumbuhan dua kuartal berturut-turut menjadi asa untuk kembali ke angka ekspansi sebelum tahun pandemi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan industri manufaktur pada kuartal III/2021 sebesar 3,68 persen, sedikit di atas pertumbuhan ekonomi pada triwulan tersebut sebesar 3,51 persen.

Pertumbuhan industri yang melambat dari kuartal II/2021 sebesar 6,91 persen ditengarai karena dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) setelah kasus Covid-19 melonjak pada Juli-Agustus 2021.

Adapun pada kuartal I/2021 industri manufaktur masih terkontraksi -0,71 persen setelah terpukul menjadi -2,93 persen sepanjang 2020.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan perlambatan pertumbuhan pada triwulan ketiga telah diperkirakan sebagai dampak dari PPKM.

Hal itu juga terindikasi dari angka purchasing managers' index (PMI) manufaktur yang berada di zona kontraksi selama dua bulan berturut-turut, yakni 40,1 pada Juli dan 43,7 pada Agustus. Pada September, angka PMI manufaktur Indonesia kembali ke level ekspansi 52,2 dan mencapai angka rekor pada bulan lalu 57,3.

"Bila saya lihat lebih dalam datanya, ternyata pertumbuhan industri malah lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi, which is a good news," kata Agus kepada Bisnis, Jumat (5/11/2021).

Menurutnya, hal itu mengindikasikan pertumbuhan industri manufaktur sepanjang tahun ini berada di jalur yang tepat.

Agus melanjutkan pertumbuhan industri pengolahan didukung peningkatan kinerja beberapa sub sektornya, seperti industri alat angkut sebesar 27,84 persen yang didukung kenaikan produksi kendaraan bermotor sebagai dampak pemberian insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM-DTP).

Kemudian industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh 9,71 persen, didukung oleh produksi farmasi dan obat-obatan untuk memenuhi permintaan domestik dalam penanganan Covid-19.

Ada pula industri logam dasar yang tumbuh 9,52 persen sejalan dengan peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan luar negeri yang tinggi. Lalu, industri makanan dan minuman tumbuh 9,52 persen sejalan dengan peningkatan produksi CPO dan turunannya untuk memenuhi permintaan domestik luar negeri.

"PMI kita bulan lalu pecah rekor lagi, jadi saya optimistis target dapat tercapai [untuk kembali ke angka sebelum pandemi]," ujarnya.

Adapun dalam Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia (BI), kinerja manufaktur pada kuartal IV/2021 diperkirakan meningkat signifikan terindikasi dari acuan saldo bersih tertimbang (SBT) kegiatan usaha menjadi sebesar 1,13 persen dari -0,10 persen pada kuartal III/2021.

Sejalan dengan perkiraan peningkatan SBT kegiatan usaha, prompt manufacturing index (PMI) Bank Indonesia juga diperkirakan meningkat dari 48,75 persen pada triwulan III/2021 menjadi 51,17 persen pada kuartal terakhir tahun ini. Peningkatan tersebut terjadi pada komponen volume produksi, pesanan, persediaan barang jadi, yang semuanya berada dalam fase ekspansi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper