Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III/2021 sebesar 3,51 persen (year on year/yoy). Angka ini melambat dibandingkan kuartal II/2021 yang tumbuh sebesar 7,07 persen.
BPS juga mencatat pertumbuhan secara kuartal sebesar 1,55 persen dan 3,51 persen secara kumulatif (c-to-c).
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga ditopang oleh industri pengolahan dari sisi lapangan usaha dan net ekspor dari sisi pengeluaran.
Industri pengolahan tumbuh mencapai 0,75 persen, sementara net ekspor tumbuh 1,23 persen secara tahunan.
"Berhubungan tadi ya, dari sektor usaha adalah industri dan karena mitra dagangnya bagus pertumbuhan ekonominya, dari sisi pengeluaran itu didorong dengan net ekspor," ujarnya.
Dari catatan BPS, ekspor nonmigas tumbuh didorong oleh komoditas lemah dan minyak hewan atau nabati dan bahan bakar mineral serta bisa dan baja.
Baca Juga
Ekspor migas tumbuh dipicu oleh kenaikan harga komoditas ini di pasar global.
Secara spasial, pertumbuhan ekonomi (y-on-y) pada triwulan III/2021 mengalami peningkatan di hampir seluruh wilayah, kecuali kelompok di Pulau Bali dan Nusa Tenggara yang mengalami kontraksi pertumbuhan 0,09 persen.
Adapun, Maluku dan Papua menunjukkan pertumbuhan tinggi sebesar 9,15 persen.