Bisnis.com, JAKARTA – Peningkatan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan komoditas berimbas kepada melonjaknya kinerja angkutan laut di sektor kargo curah.
Ketua Umum Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) Aulia Febrial Fatwa mengatakan bahwa kinerja angkutan laut untuk kargo curah mengalami lonjakan sepanjang 2021.
Kondisi tersebut berbeda dengan melesunya kinerja peti kemas akibat isu kelangkaan kontainer.
Hal itu pun menimbulkan anomali karena kinerja kargo kontainer mengalami kontraksi dan ternyata Indonesia masih bisa meraup potensi pertumbuhan dari pergerakan kargo yang sifatnya curah. Penyebabnya tidak lain karena didorong tingginya ekspor nikel, batu bara, hingga CPO.
“Pertengahan 2021 ini ternyata kita mengalami lonjakan yang cukup tinggi untuk flowing kargo yang sifatnya curah. Di mana ekspor nikel naik, ekspor batu bara naik, dan semuanya mengejar. Tongkang-tongkang semua dikerahkan untuk mengejar. Kemudian, CPO bergerak naik,” ujarnya dalam Virtual Expo Maritime Indonesia (VEMI) 2021, Sabtu (30/10/2021).
Menurutnya, pelabuhan di Indonesia pun harus memacu dua karakteristik dari sektor peti kemas dan curah. Dengan demikian, kinerja angkutan kargo laut bisa menjadi lebih baik.
Baca Juga
Dia pun memprediksikan kargo curah bakal menjadi pemicu pergerakan pelabuhan ke depan dibandingkan dengan kargo peti kemas.
“Tren ke depan memang kargo Curah. Dari dulu sampai sekarang mungkin juga sampai beberapa tahun ke depan, tapi jangan lupakan kargo curah masih juga mendominasi,” terangnya.
Bahkan, paparnya, kargo curah juga telah mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada awal tahun ini, saat Indonesia mengalami kontraksi karena gelombang kedua pandemi Covid-19.
Kargo curah tetap melaju kendati diterpa isu global, baik itu kelangkaan kontainer, kelangkaan kapal kontainer, hingga tingginya freight container.