Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Batu Bara ke China Bisa Terkerek Imbas Krisis Energi

Krisis energi di China diperkirakan tidak akan berlangsung lama jika pemerintah setempat memutuskan untuk kembali mengimpor batu bara dari Australia. Untuk sementara, ekspor energi Indonesia ke Negeri Panda bisa terkerek.
Kegiatan bongkar muat batu bara di area pertambangan PT Mitrabara Adiperdana Tbk./mitrabara
Kegiatan bongkar muat batu bara di area pertambangan PT Mitrabara Adiperdana Tbk./mitrabara

Bisnis.com, JAKARTA – Krisis energi di China diperkirakan tidak akan berlangsung lama jika pemerintah setempat memutuskan untuk kembali mengimpor batu bara dari Australia. Untuk sementara, ekspor energi Indonesia ke Negeri Panda bisa terkerek.

“Jika Pemerintah China kembali membuka impor batu bara dari Australia, maka electricity shortage diperkirakan tidak akan berkepanjangan,” kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede, Senin (4/10/2021).

Selama pasokan energi di China masih ketat, Josua mengatakan, Indonesia berpeluang terus tumbuh. Data per Agustus 2021 memperlihatkan ekspor batu bara Indonesia ke China melonjak secara bulanan sebesar 32,7 persen, dan 236 persen secara tahunan.

“Ini mengindikasikan kuatnya permintaan batu bara China untuk mengantisipasi permintaan energi di musim dingin, sekaligus mengisi kekurangan pasokan energi. Dengan demikian, peluang bagi Indonesia masih terbuka untuk komoditas energi, terutama batu bara,” paparnya.

Namun, komoditas nonenergi berpotensi menghadapi perlambatan ekspor, terutama komoditas yang bersifat intermediate goods.

Mengacu ke data BPS, Josua mengatakan bahwa komoditas nonenergi dengan ekspor signifikan antara lain feronikel dan stainless steel.

“Untuk komoditas industri yang menjadi bahan baku industri di China, seperti feronikel, CPO, dan stainless steel kemungkinan besar akan terdampak karena penurunan aktivitas industri di China,” katanya.

Data yang diolah BPPP Kemendag menunjukkan lima besar ekspor ke China selama periode Januari sampai Juli 2021 didominasi oleh komoditas energi dan intermediate goods.

Ekspor batu bara dalam bentuk briket menempati posisi pertama dengan nilai US$3,60 miliar. Sementara itu, di peringkat ketiga terdapat lignit yang selama periode tersebut mencetak ekspor senilai US$2,14 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper