Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) akan mengalami inflasi sebesar 0,09 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Oktober 2021.
Secara tahunan, IHK diproyeksikan mengalami inflasi sebesar 1,63 persen (year-on-year/yoy). Lalu, tingkat inflasi inti sebesar 1,47 persen secara tahunan.
Menurut Wisnu, proyeksi inflasi tersebut berdasarkan pergerakan harga yang terlihat naik secara bulanan pada Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia (BI).
“Survei Pemantauan Harga BI menunjukkan bahwa harga barang-barang mengalami kenaikan secara bulanan [mtm] pada basis setelah deflasi di September 2021,” jelas Wisnu kepada Bisnis, Sabtu (30/10/2021).
Wisnu mengatakan bahwa inflasi inti pada bulan ini diperkirakan akan lebih tinggi akibat perbaikan permintaan yang ditunjukkan melalui PMI, penjualan ritel, dan keyakinan konsumen.
Terkait dengan komponen penyumbang inflasi barang/jasa yang harganya bergejolak (volatile foods), cabai merah, minyak goreng dan daging ayam merupakan pendorong utama tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Baca Juga
Pada komponen inti, biaya transportasi lebih tercatat lebih tinggi tipis sejalan dengan pulihnya mobilitas masyarakat. Pada saat yang sama, harga komoditas emas relatif stabil.
Berdasarkan survei BI, penyumbang utama inflasi Oktober 2021 sampai dengan pekan keempat, yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,07 persen (mtm); minyak goreng 0,04 persen (mtm); rokok kretek filter 0,02 persen (mtm); serta cabai rawit, daging ayam ras, dan angkutan udara masing-masing menyumbang 0,01 persen (mtm).
BI juga mencatat beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain telur ayam ras dan tomat masing-masing sebesar -0,03 persen (mtm), serta bawang merah, bayam, kangkung, sawi hijau, dan emas perhiasan masing-masing -0,01 persen (mtm).
Indikator tersebut menjadi basis BI untuk memperkirakan inflasi Oktober 2021 sebesar 0,10 persen (mtm). Lalu, secara tahun kalender diperkirakan inflasi sebesar 0,91 persen (year-to-date/ytd), dan secara tahunan sebesar 1,64 persen.
Berbeda tipis dari BI, Wisnu memperkirakan inflasi tahunan akan sebesar 1,63 persen (yoy) atau di bawah target BI, yaitu 2–4 persen (yoy).
“Secara keseluruhan, inflasi diperkirakan berada pada 1,63 persen [yoy], masih di bawah target BI,” ujarnya.