Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia Spirits and Wine Alliance (ISWA) memandang pemulihan industri minuman beralkohol masih akan berjalan lamban kendati pintu untuk wisatawan mancanegara telah dibuka.
Sebagaimana diketahui, mulai 14 Oktober 2021 pemerintah diketahui telah mengizinkan wisatawan dari 19 negara untuk masuk ke Bali dan Kepulauan Riau. Juru Bicara ISWA Dendy Borman mengatakan pihaknya akan memperhatikan perkembangan industri pariwisata mengingat banyak pembatasan masih berlaku.
"Kami masih memantau perkembangannya, karena tidak serta merta [wisman] masuk. Saya melihat [industri minuman beralkohol] masih cenderung flat, karena bukan hanya kita membuka Bali, tetapi dari negara asal mereka masih ada pembatasan yang cukup kuat," kata Dendy saat dihubungi, Rabu (27/10/2021).
Sebagai industri pendukung pariwisata, Dendy mengakui pemulihan di sektor minuman beralkohol akan sejalan dengan bergeliatnya arus wisatawan. Selama pandemi, industri banyak mengandalkan arus wisawatan domestik terutama di kantong-kantong pelesir di luar Bali.
Meski telah ada perbaikan kondisi pasar sejak pemberlakuan pembatasna kegiatan masyarakat (PPKM) dilonggarkan, tetapi dampaknya belum signifikan.
"Secara umum sudah lumayan. Beberapa sudah ada pelonggaran operasional, cafe, bar restoran. Jadi kalaupun belum sebaik sebelum pandemi, sudah sedikit menolong," ujarnya.
Dendy berharap penanganan pandemi baik di dalam negeri maupun secara global dapat terus membaik, sehingga pemulihan industri pariwisata akan turur mengerek kinerja minuman beralkohol.
Berdasarkan statistik kunjungan bulanan wisman Kementerian Pariwisata, arus masuk pada Agustus sebesar 127.314, turun dari bulan yang sama tahun lalu sebesar 161.549.
Adapun secara kumulatif pada Januari-Agustus 2021, jumlah wisman yang masuk Indonesia mencapai 1.061.532, turun 69,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3.443.091. Sebagai perbandingan, angka kumulatif Januari-Agustus 2021 masih berada di bawah kunjungan bulanan pada Januari 2020 sebesar 1.290.411.