Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) per 22 Oktober 2021 tercatat sebesar Rp433,91 triliun atau 58,3 persen dari pagu Rp744,77 triliun.
Di antara lima kluster anggaran PEN, kluster dukungan UMKM dan korporasi merupakan yang terendah realisasinya.
Mendekati akhir 2021, realisasi anggaran PEN untuk dukungan UMKM dan korporasi baru mencapai Rp63,20 triliun atau 38,9 persen dari pagu Rp162,40 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyebut angka realisasi yang rendah sebenarnya hanya karena urusan reimbursement saja. Airlangga mengklaim proses reimbursement kini tengah dilaksanakan.
"Memang dari berbagai program [kluster dukungan UMKM dan korporasi] yang realisasinya masih 40 persen adalah subsidi bunga KUR. Namun, ini sebenarnya masih menunggu reimbursement-nya saja. Sedangkan, KUR-nya sudah dilaksanakan," kata Airlangga pada konferensi pers, Selasa (26/10/2021).
Selain subsidi bunga KUR, program lain yang disoroti akibat realisasi yang lambat yaitu Penanaman Modal Negara (PMN) untuk enam BUMN. Menurut Airlangga, hal ini disebabkan oleh regulasinya saja.
Baca Juga
Airlangga menyebut penyuntikan modal negara untuk enam BUMN, termasuk salah satunya Sovereign Wealth Fund (SWF), akan mulai terserap ketika Peraturan Pemerintah (PP) sudah diterbitkan.
"PP-nya itu kalau diterbitkan dia akan langsung terserap. Jadi itu yang membuat [belum terealisasi]," ucapnya.
Secara rinci, kluster anggaran lain yang sudah terealisasi seperti kluster kesehatan mencapai Rp116,82 triliun atau 54,3 persen dari pagu Rp214,96 triliun; kluster perlindungan sosial sudah terealisasi Rp125,10 triliun atau 67 persen dari pagu Rp186,64 triliun; realisasi anggaran program prioritas sudah mencapai Rp68,07 triliun atau 57,7 persen dari pagu Rp117,94 triliun; terakhir realisasi anggaran insentif usaha sudah terealisasi Rp60,73 triliun atau 96,7 persen dari pagu Rp62,83 triliun.