Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan menargetkan peluncuran perundingan Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau CEPA bersama dengan empat negara anggota blok perdagangan regional Mercosur pada akhir tahun ini. Keempat negara itu di antaranya Brasil, Argentina, Paraguay dan Uruguay.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan pemerintah tengah menyusun scoping paper yang akan menjadi panduan dalam melakukan perundingan ke depan. Setelah scoping paper disepakati, langkah selanjutnya adalah peluncuran perundingan Indonesia-Mercosur CEPA.
“Diharapkan peluncuran perundingan Indonesia-Mercosur CEPA dapat dilakukan akhir 2021 atau awal 2022,” kata Djatmiko melalui keterangan tertulis kepada Bisnis, Senin (18/10/2021).
Di sisi lain, Djatmiko mengatakan Indonesia belum memiliki perjanjian dagang dengan sejumlah negara yang terletak di Kepulauan Karbia. Hanya saja, dia menegaskan pemerintah tidak menutup kemungkinan memperluas kerja sama dengan negara di sekitar kawasan Amerika Latin itu.
“Pelaku usaha diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan untuk membangun jejaring bisnis serta mulai menyusun rencana penetrasi pasar atau ekspor ke Amerika Latin dan Karibia,” kata dia.
Rencananya, perundingan dagang dengan sejumlah negara anggota blok perdagangan regional Mercosur itu ditargetkan dapat memperbaiki neraca dagang Indonesia terhadap Argentina dan Brazil. Alasannya, neraca niaga Indonesia terhadap dua negara Amerika Latin itu mengalami defisit sejak 2016 lalu.
“Hal ini akan dilakukan melalui liberalisasi tarif dan menurunkan hambatan non-tarif di Mercosur agar arus barang Indonesia bisa masuk dengan lebih leluasa dan lebih kompetitif di pasar. Selain itu, postur perdagangan akan semakin kita perkuat dengan membuka peluang ekspor jasa, investasi, dan berbagai bentuk kerjasama ekonomi potensial lainnya,” kata dia.
Adapun neraca perdagangan Indonesia dengan Brasil pada tahun ini mencatatkan defisit hingga US$841,6 juta atau turun sebesar 25,16 persen dari defisit tahun 2020 yang mencapai US$1,12 miliar.
Malahan, defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Argentina pada tahun ini mencapai US$1,21 miliar atau turun 2,99 persen dari defisit tahun 2020 yang melebar hingga US$1,24 miliar.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mendorong peningkatan kerja sama dagang Indonesia bersama dengan negara-negara yang terletak di kawasan Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.
Komitmen itu disampaikan Lutfi saat memberi keterangan dalam sesi pleno Forum Bisnis 2021 Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC) yang bertajuk Recover Together Recover Stronger yang difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kamis (14/10/2021).
“Acara ini menjadi sangat penting untuk meningkatkan kerja sama perdagangan, karena ekonomi kita begitu komplementer, ada banyak sektor yang bisa kita kolaborasikan,” kata Lutfi.