Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risiko Kenaikan Harga Produk Ritel, Diskon Bisa Terbatas

Kenaikan harga berbagai komoditas pangan dan energi di level global berimbas pada sektor penjualan ritel. Situasi ini diperkirakan bakal membuat pengusaha membatasi pemberian diskon kepada konsumen.
Pengunjung memilih minuman di salah satu gerai supermarket/Jibi-Nurul Hidayat
Pengunjung memilih minuman di salah satu gerai supermarket/Jibi-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan harga berbagai komoditas pangan dan energi di level global berimbas pada sektor penjualan ritel. Situasi ini diperkirakan bakal membuat pengusaha membatasi pemberian diskon kepada konsumen.

Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Indef Andry Satrio menjelaskan, kenaikan harga yang terjadi pada berbagai komoditas tidak lepas dari tekanan pada sisi pasokan. Hal ini membuat harga menjadi terkerek karena permintaan cenderung meningkat jelang akhir tahun.

“Pemulihan menjelang holiday season, termasuk Indonesia, berisiko terhambat. Dari sisi permintaan membaik, tetapi karena ada supply shock, seperti tenaga kerja yang terbatas dan krisis energi mendorong kenaikan harga,” kata Andry, Minggu (17/10/2021).

Akibat kenaikan harga ini, Andry memperkirakan, tawaran diskon dari para peritel akan terbatas. Namun, dia tetap meyakini kinerja ritel tetap positif karena didorong oleh permintaan yang kuat.

Sales pada periode Oktober sampai Desember 2021 kemungkinan berkurang. Demand akan membaik, tetapi peritel bersiap harga mungkin naik,” tambahnya.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berpendapat, potensi kenaikan harga bisa memicu kenaikan inflasi pada akhir tahun.

Namun, jika merujuk pada indeks keyakinan konsumen (IKK) yang dirilis Bank Indonesia, pemulihan pada kelompok menengah ke bawah cenderung lebih lambat.

“Bahkan belum mencapai optimistis pada September 2021. Sementara itu, kelompok pendapatan di atas Rp5 juta per bulan lebih optimistis,” kata Bhima.

Bhima mengatakan, optimisme tersebut bisa mengimbangi tren kenaikan harga produk eceran. Keyakinan serupa juga mengemuka di kelompok usia pensiun sebagai imbas dari ketersediaan tabungan.

“Ketika ada kenaikan harga, yang sensitif produk durable, seperti perangkat rumah tangga dan kendaraan. Konsumen akan menunggu terlebih dahulu. Berbeda dengan produk dasar,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper