Bisnis.com, JAKARTA - Facebook Inc., mengatakan adanya pemadaman layanan global yang menjadi penyebab sistem media sosialnya down pada Senin.
"Adanya gangguan pada lalu lintas jaringan telah berdampak pada komunikasi data kami, menjadikan layanan kami terhenti," kata tim teknik perusahaan dalam blog pada Senin malam, seperti dikutip dari Bloomberg pada Selasa (5/10/2021).
Seperti diketahui, jaringan sosial Facebook beserta Instagram dan WhatsApp offline mendadak selama sekitar 6 jam pada Senin. Kejadian tersebut menjadi yang terpanjang dan merupakan kegagalan sistem paling luas yang pernah dicatat Facebook.
Chief Executive Officer (CEO) Mark Zuckerberg mengungkapkan permohonan maaf di halaman Facebook-nya setelah layanan kembali normal.
“Mohon maaf atas gangguan hari ini. Saya mengerti seberapa besar Anda mengandalkan layanan kami untuk tetap terhubung dengan orang-orang yang Anda sayangi," tulisnya.
Sementara itu, juru bicara Facebook mengatakan kejadian tersebut juga membuat sistem dan komunikasi internal terdampak. Para teknisi juga menghadapi tantangan untuk mengidentifikasi permasalahan yang berdamapak kepada produk hingga tempat kerja. Sejumlah server juga harus dilakukan reset secara manual.
Baca Juga
"Bagi setiap bisnis yang kecil dan besar, keluarga maupun individu yang bergantung kepada kami, saya memohon maaf," tulis Chief Technology Office (CTO) Mike Schroepfer dalam akun Twitter-nya.
Padamnya sistem Facebook telah melumpuhkan serangkaian layanan yang digunakan oleh lebih dari 2,75 miliar orang setiap hari untuk berkomunikasi, berbisnis, dan mengonsumsi berita. Akibatnya, orang-orang di seluruh dunia harus beralih ke aplikasi lain agar tetap dapat terhubung dan mendapat informasi.
Hal ini terbukti dari meningkatnya jumlah pengguna baru Signal, aplikasi pesan pribadi milik Twitter, hingga jutaan akun. Sensor Tower juga mencatat Telegram yang memiliki fitur paling mirip dengan WhatsApp, terdongkrak hingga 55 posisi pada aplikasi yang paling banyak diunduh di iPhone di Amerika Serikat.
Downdetector yang dapat memonitor permasalahan pada layanan internet mendeteksi kejadian Facebook adalah yang terlama dengan laporan dari 10,6 juta di seluruh dunia.
Sebelumnya, aplikasi internal Facebook juga pernah berhenti berfungsi pada 2019, menyusul perselisihan dengan Apple Inc. yang menghentikan beberapa fungsi aplikasi tersebut di platformn-nya. Namun, gangguan pada Senin lalu masih lebih parah.
Hal ini memperburuk citra Facebook setelah raksasa teknologi ini juga tengah menghadapi pelapor atau whistleblower yang merupakan eks pegawainya yang membuka dokumen internal perusahaan.
Frances Haugen telah menyerahkan dokumen tersebut kepada anggota parlemen dan Wall Street Journal. Surat kabar tersebut telah menerbitkan rangkaian artikel yang memperlihatkan upaya Facebook dalam menghadapi moderasi konten dan dampak psikologis negatif Instagram pada remaja.
Saham Facebook melemah hingga 4,9 persen menjadi senilai US$326,23 saat penutupan perdagangan di New York.