Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Akui Inflasi Inti September Rendah Akibat Permintaan Domestik Masih Lemah

Bank Indonesia (BI) melihat perkembangan ini dipengaruhi oleh deflasi kelompok volatile food dan penurunan inflasi kelompok inti, di tengah peningkatan inflasi kelompok administered prices.
Karyawan menata buah yang di pajang di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menata buah yang di pajang di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2021 mengalami deflasi 0,04 persen (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mencatat inflasi 0,03 persen (mtm).

Bank Indonesia (BI) melihat perkembangan ini dipengaruhi oleh deflasi kelompok volatile food dan penurunan inflasi kelompok inti, di tengah peningkatan inflasi kelompok administered prices. Secara tahunan, inflasi IHK September 2021 tercatat 1,60 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,59 persen (yoy).

Kepala Grup, Direktur Departemen Komunikasi BI Muhammad Nur menegaskan bank sentral tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi 2021 sesuai kisaran targetnya sebesar 3,0 persen ± 1 persen.

Lebih lanjut, kelompok inti pada September 2021 mencatat inflasi 0,13 persen (mtm), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,21 persen (mtm).

Berdasarkan komoditasnya, penurunan inflasi inti terutama dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas emas perhiasan seiring pergerakan harga emas global. Penurunan inflasi inti lebih lanjut tertahan oleh inflasi komoditas sewa rumah seiring mobilitas masyarakat yang membaik akibat pelonggaran pembatasan aktivitas.

Secara tahunan, BI melihat inflasi inti September 2021 tercatat sebesar 1,30 persen (yoy), sedikit menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,31 persen (yoy).

"Inflasi inti yang tetap rendah tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang belum kuat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi," ungkap Muhammad.

Kelompok volatile food mencatat deflasi 0,88 persen (mtm) pada September 2021, lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,64 persen (mtm). Penurunan harga pangan bergejolak terutama didorong oleh penurunan harga telur ayam ras dan komoditas hortikultura seiring terjaganya pasokan pada masa panen.

Deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga minyak goreng sejalan dengan kenaikan harga crude palm oil (CPO) global. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat sebesar 3,51 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,80 persen (yoy).

Kelompok administered prices pada September 2021 mencatat inflasi 0,14 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 0,02 persen (mtm). Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi komoditas aneka rokok seiring berlanjutnya dampak kenaikan cukai tembakau.

Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 0,99 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,65 persen (yoy).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper