Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2021 mengalami deflasi sebesar 0,04 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Perkembangan IHK tersebut didorong oleh penurunan harga pada sejumlah komoditas pangan, seperti telur ayam ras sebesar -0,07 persen, cabai rawit -0,03 persen, dan bawang merah -0,03 persen mtm.
Sejalan dengan itu, inflasi pada komponen inti pada September 2021 mengalami perlambatan menjadi 0,13 persen mtm, dari posisi Agustus 2021 sebesar 0,21 persen mtm.
Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman, memperkirakan tingkat inflasi hingga akhir 2021 akan berada pada kisaran yang rendah, meski ada potensi terjadinya peningkatan pada kuartal IV/2021 seiring dengan pemulihan ekonomi.
Menurutnya, akan ada potensi demand-pull inflation yang didorong oleh pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat, seiring dengan pola musiman.
“Perkiraan kami menunjukkan bahwa inflasi pada akhir 2021 bisa lebih rendah dari perkiraan kami sebesar 2,28 persen. Kami melihat masih ada peluang inflasi tahun ini berada di atas realisasi inflasi 2020 sebesar 1,68 persen,” katanya, Jumat (1/10/2021).
Baca Juga
Dia menjelaskan, beberapa faktor yang dapat menahan tekanan inflasi di sisa 2021 adalah harga emas, insentif pajak, dan pemulihan ekonomi yang lebih bertahap, serta risiko tapering the Fed.
Di samping itu, pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang diskon 100 persen PPnBM kendaraan bermotor hingga akhir tahun.
Sementara itu, Faisal mengatakan tekanan inflasi dari cost-push inflation di tengah tingkat indeks harga perdagangan besar (IHPB) telah yang sudah berada di atas inflasi IHK, dan tekanan dari peningkatan jumlah uang beredar, masih dapat dikendalikan.