Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maskapai Bersiap Tambah Kapasitas Penerbangan ke AS dan Eropa

Data BloombergNEF menyebutkan penerbangan dari Eropa Barat ke Amerika Utara diperkirakan naik hingga 7,5 persen pada Oktober atau awal November, seiring dengan pencabutan larangan kunjungan dari negara Eropa yang diterapkan oleh Amerika.
Karyawan Kementerian Kesehatan memeriksa dokumen saat penumpang menunggu untuk naik ke penerbangan 'bebas Covid-19' di bandara Fiumicino, Roma, Italia, Rabu (16/9/2020), dalam sebuah gambar yang diambil dari video. /Antara
Karyawan Kementerian Kesehatan memeriksa dokumen saat penumpang menunggu untuk naik ke penerbangan 'bebas Covid-19' di bandara Fiumicino, Roma, Italia, Rabu (16/9/2020), dalam sebuah gambar yang diambil dari video. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah maskapai di dunia mulai mempertimbangkan untuk menaikkan kapasitas perjalanan ke Amerika Serikat dan Eropa menjelang musim dingin, meski tetap harus hati-hati. Hal ini menunjukkan perbaikan setelah adanya pembukaan dari beberapa negara.

Data BloombergNEF menyebutkan penerbangan dari Eropa Barat ke Amerika Utara diperkirakan naik hingga 7,5 persen pada Oktober atau awal November, seiring dengan pencabutan larangan kunjungan dari negara Eropa yang diterapkan oleh Amerika. Sementara itu, lalu lintas udara akan mencapai puncaknya pada Desember.

Analis BloombergNEF David Doherty mengatakan pembatalan perjalanan mulai menurun. "[Ini] memperlihatkan bahwa industri penerbangan mulai optimistis pada faktor muatan," katanya.

Sementara itu, Inggris dan Jerman bersiap untuk mengambil bagian terbesar pada kenaikan di musim dingin karena maskapai mengurangi jadwal penerbangan pada musim panas di AS dan negara hangat lainnya.

Sebelumnya, larangan masuk yang diterapkan AS bagi beberapa negara Eropa sejak Maret 2020 telah memukul maskapai seperti Deutsche Lufthansa AG dan British Airways yang banyak mengandalkan koridor Antartika Utara, jalur yang paling menguntungkan di dunia.

Adapun maskapai AS seperti United Airlines Holdings Inc. dan Delta Air Lines Inc., memiliki jangkauan penerbangan domestik yang luas sehingga masih bisa bertahan di tengah pandemi. Dengan adanya syarat kedatangan bagi pelaku perjalanan yang sudah divaksin di AS juga ikut memperkuat harga saham maskapai.

Lufthansa mengatakan pada Selasa bahwa permintaan pada beberapa rute ke AS telah mencapai tingkat sebelum krisis, dengan penjualan kursi premium pada penerbangan ke New York dan Florida melebihi pada 2019. Grup maskapai Jerman ini mengatakan siap untuk meningkatkan kapasitas dalam waktu singkat.

British Airways yang melayani rute dari London Heathrow ke John F. Kennedy International New York yang menghasilkan pendapatan tahunan lebih dari US$1 miliar sebelum pandemi. Perusahaan melaporkan lonjakan pencarian tiket setelah keputusan AS tetapi belum mengomentari penjualan.

Aplikasi pelacak penerbangan OAG menemukan kapasitas perjalanan dari AS ke Inggris akan melonjak 79 persen antara September dan Desember. Sementara penerbangan ke Jerman akan naik 21 persen. Adapun penerbangan ke Spanyol dan Italia akan menurun. Namun, penerbangan ke Inggris dan Jerman akan dipangkas untuk penyesuaian jadwal.

Wakil Presiden Skyscanner.net Hugh Aitken mengatakan jangka waktu pemesanan tiket ke Eropa akan tetap pendek. Adapun permintaan tertinggi akan tetap berasal dari destinasi liburan yang akan semakin tinggi pada Desember.

“Berdasarkan analisis kami, New York menjadi yang paling banyak permintaan, diikuti oleh Miami dan destinasi liburan lainnya seperti Orlando, Los Angeles dan San Francisco,” ungkap Aitken.

Sementara itu, Kepala Analis OAG John Grant mengatakan musim dingin akan tetap menantang bagi industri penerbangan. Menurutnya, permintaan tidak akan banyak bergerak sehingga membuat operator masih ragu.

“Di satu sisi Anda harus mendomenstrasikan kepada pemegang saham bahwa bisnis akan menghasilkan uang. Namun, di sisi lainnya Anda tidak ingin menambah kapasitas terlalu banyak sehingga akan kehilangan keuntungan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper