Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menargetkan sebagian konstruksi Tol Simpang Indralaya–Muara Enim rampung pada akhir 2022. Adapun, seluruh ruas tersebut dijadwalkan dapat beroperasi setelah 2024.
Konstruksi Tol Simpang Indralaya–Muara Enim sendiri terbagi menjadi dua seksi, yakni Seksi 1 Simpang Indralaya–Prabumulih (65 kilometer), dan Seksi 2 Prabumulih–Muara Enim (54 kilometer). Dengan kata lain, total panjang ruas Simpang Indralaya–Muara Enim mencapai 119 kilometer.
“Untuk seksi 1 saat ini progresnya telah mencapai 53,09 persen dan ditargetkan Seksi 1 akan rampung konstruksinya pada Desember 2022,” seperti dilansir pada laman resmi BPJT, Senin (20/9/2021).
Adapun, penyelesaian konstruksi Seksi 2 akan ditangguhkan setelah 2024. Per September 2021, perkembangan konstruksi Seksi 2 baru mencapai 8,69 persen dengan deviasi negatif hingga 65,21 persen.
Perkembangan pembebasan tanah Seksi 2 masih tertahan di level 19 persen, sedangkan pembebasan tanah Seksi 1 telah mencapai 82,45 persen.
Alhasil, total perkembangan pembebasan tanah Tol Simpang Indralaya–Muara Enim berada di posisi 53,66 persen, sedangkan perkembangan konstruksi secara keseluruhan baru mencapai 32,94 persen.
Total investasi yang ditanamkan pada ruas Simpang Indralaya–Muara Enim sendiri mencapai Rp24,11 triliun. Sementara itu, biaya konstruksi ruas tersebut ditaksir mencapai Rp15,68 triliun.
Pengoperasian Tol Simpang Indralaya–Muara Enim secara utuh dapat memangkas waktu tempuh Palembang ke Muara Enim hingga 1,5 jam. Adapun, waktu tempuh tanpa menggunakan tol dapat mencapai 4 jam.
Artinya, Tol Simpang Indralaya–Muara Enim berpotensi mendukung peningkatan perekonomian di Sumatra Selatan.
Seperti diketahui, Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) memiliki tiga ruas koridor pendukung, yakni Palembang–Simpang Indralaya–Bengkulu, Medan–Tebing Tinggi–Sibolga, dan Padang–Pekanbaru–Dumai.