Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berjalan Sesuai Target, Menteri ESDM Puji Pembangunan Smelter AMNT

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengapresiasi PT Amman Mineral Nusa Tenggara atau AMNT yang tetap mengupayakan penyelesaian pembangunan smelter tepat waktu di tengah pandemi Covid-19.
Menteri ESDM Arifin Tasrif (kedua kanan) saat mengunjungi lokasi pertambangan AMNT di Batu Hijau, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat./Istimewa
Menteri ESDM Arifin Tasrif (kedua kanan) saat mengunjungi lokasi pertambangan AMNT di Batu Hijau, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengapresiasi PT Amman Mineral Nusa Tenggara atau AMNT yang tetap mengupayakan penyelesaian pembangunan smelter tepat waktu di tengah pandemi Covid-19.

Dalam kunjungannya ke lokasi pembangunan smelter AMNT di Batu Hijau, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Menteri Arifin mengatakan bahwa smelter merupakan salah satu proyek strategis nasional yang dicanangkan untuk mendorong hilirisasi, sehingga perlu terus diupayakan.

Karena itu, kami mengapresiasi upaya AMNT dalam kemajuan pembangunan smelter ini,” katanya melalui keterangan resmi, dikutip Minggu (19/8/2021).

Hingga Juli 2021, pembangunan smelter di Batu Hijau telah mencapai 27,56 persen. Capaian tersebut masih sesuai dengan target minimal pembangunan yang telah disetujui oleh pemerintah.

Smelter itu sendiri rencananya akan memiliki kapasitas input sebesar 900.000 Tonnes Per Annum (TPA), dan ditargetkan akan selesai pada 2023.

Dalam kunjungannya meninjau lokasi pertambangan AMNT, Menteri Arifin didampingi oleh Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, serta Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Lana Saria.

Sementara itu, Presiden Direktur AMNT Rachmat Makkasau meminta dukungan pemerintah untuk kelancaran dalam membangun smelter.

“Kami berharap Pemerintah terus mendukung AMNT untuk mendapatkan fasilitas dan insentif pajak serta non-pajak,yang akan sangat membantu keberlanjutan operasional kami,” kata Rachmat.

Menurutnya, AMNT telah melakukan transformasi secara signifikan, sehingga operasional berjalan semakin produktif dan efisien.

Best practice ini membuat kami bisa melanjutkan pengembangan Fase 7, yang sebelumnya dinilai tidak memiliki nilai keekonomian. Kami sangat bersyukur atas dukungan dan bimbingan dari Kementerian ESDM,” jelas Rachmat.

Strategi operasional yang juga diterapkan oleh AMNT dalam mengelola pertambangan di Batu Hijau adalah pertambangan berkelanjutan melalui program manajemen lingkungan, seperti reklamasi simultan dengan operasi tambang.

Tidak hanya itu, AMNT juga menargetkan penggunaan teknologi panel surya, serta bentuk energi terbarukan lainnya yang ramah lingkungan.

Sekadar informasi, AMNT telah melakukan perubahan bentuk usaha pertambangan dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi. AMNT menjadi salah satu pionir pelaksanaan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1/2017.

Sejak mengakuisisi tambang Batu Hijau di 2016, AMNT juga berhasil melakukan transformasi secara signifikan untuk menjadikan operasi pertambangan lebih produktif, efisien, dan berkelanjutan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lili Sunardi
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper