Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor China tumbuh di luar ekspektasi pada Agustus meskipun Negeri Panda ini menghadapi gangguan pengiriman jalur laut akibat penyebaran varian delta.
China mencatatkan pertumbuhan eskpor sebesar 25,6 persen dihitung dari nilai dolar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, impor tumbuh sebesar 33,1 persen. Dengan demikian, terdapat surplus perdagangan senilai US$58,3 miliar selama sebulan penuh.
Sejumlah ekonom yang disurvey oleh Bloomberg mengungkapkan bahwa ekspor masih akan tetap tumbuh hingga 17,3 persen dan impor 26,9 persen.
Kenaikan ekspor tetap terjadi di tengah adanya keterlamabatan di pelabuhan dan tingginya biaya pengiriman yang tinggi sehingga telah mendisrupsi rantai pasok global.
Sinyal perlambatan dimulai sejak lonjakan kasus Covid-19 secara global. Sementara itu, para pejabat memperingatkan pelemahan pertumbuhan ekspor pada akhir tahun ini karena risiko dan tantangan yang meningkat.
Survei manufaktur pekan lalu menunjukkan adanya kontraksi pada pesanan ekspor baru dalam empat bulan berturut-turut hingga Agustus. Hal ini kemungkinan menandakan akan adanya perlambatan.
Baca Juga
Di luar perdagangan, ekonomi terpukul oleh penurunan aktivitas jasa setelah adanya pembatasan Covid-19, pengetatan pembatasan properti, dan belanja infrastruktur yang menurun.