Bisnis.com, JAKARTA - PT Sahid Jaya International Tbk. bertekad meneruskan tren positif tingkat hunian hotel yang perlahan pulih sepanjang semester I/2021. Memasuki fase pemulihan pada semester II/2021, perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi dan target bisnis.
Wakil Direktur Utama PT Sahid Jaya International Tbk. Ratri Sryantoro Wakeling mengatakan strategi disiapkan demi memulihkan profitabilitas, di mana perusahaan akan mempertahankan EBITDA di atas 33 persen dan menutup pertumbuhan pendapatan tahun ini 51 persen lebih tinggi secara tahunan.
Perusahaan memiliki 4 strategi. Antara lain; pertama, optimalisasi pendapatan melalui perluasan varian produk dan jasa di luar kamar, makanan dan minuman, pemanfaatan ruang di seluruh aset, kegiatan dan acara di ruang terbuka, serta berkolaborasi dengan pihak ketiga untuk formulasi produk dan jasa baru.
Kedua, digitalisasi dengan meningkatkan layanan perhotelan low contact yang dinilai memberikan kenyamanan dan kebersihan para tamu serta penggunaan aplikasi e-Concierge untuk meningkatkan pengalaman kostumer selama masa penginapan.
Ketiga, peningkatan kualitas aset secara berkelanjutan melalui langkah renovasi, implementasi rencana pembaruan dan perbaikan properti, standardisasi desain dan interior, serta digitalisasi proses pemantauan aset.
Keempat, emiten hotel berkode saham SHID itu memulai langkah menuju zero net carbon dengan meningkatkan kontrol dan pemantauan konsumsi sumber daya, aktif mendorong operasi low carbon, melakukan transisi ke energi rendah emisi, serta menjelajahi offset bersertifikat.
Baca Juga
"Perusahaan memperluas metrik utama dengan mencari solusi lain untuk mengoptimalkan utilitas dan menyesuaikan perkembangan permintaan pasar," ujar Ratri dalam konferensi pers daring RUPST Sahid Jaya, Senin (30/8/2021).
Perusahaan pun menargetkan okupansi kamar yang cukup signifikan. Pada penutupan tahun ini, Sahid menargetkan tingkat okupansi bisa mencapai 41 persen. Tahun lalu, tingkat okupansi hotel hanya sebesar 20 persen dengan harga rerata kamar senilai Rp608.000. Terpaut 14 persen dari masa sebelum pandemi.