Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya UU Cipta Kerja dan OSS, Bahlil: Indonesia Masuk pada Masa Baru

Melalui UU Cipta Kerja, 79 regulasi yang tumpang tindih, khususnya terkait investasi sudah disatukan.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan rombongan melakukan pertemuan dengan Ambassador David Nelson selaku perwakilan dari Cargill pada hari Senin pagi (12/7/2021) di Washington DC./Istimewa
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan rombongan melakukan pertemuan dengan Ambassador David Nelson selaku perwakilan dari Cargill pada hari Senin pagi (12/7/2021) di Washington DC./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan reformasi dengan mengeluarkan Undang-Undang (UU) tentang Cipta Kerja. Dari situ lahir aturan turunannya dan online single submission (OSS).

“Terjait hal tersebut, saya ingin menyampaikan bahwa Indonesia kini telah masuk pada masa baru,” katanya pada diskusi virtual, Selasa (24/8/2021).

Bahlil menjelaskan bahwa melalui UU Cipta Kerja, 79 regulasi yang tumpang tindih, khususnya terkait investasi sudah disatukan.

Bentuk konkretnya yaitu dengan dirilis OSS. Aplikasi ini membuat perizinan berlangsung melalui daring. Seluruh perizinannya pun terpusat di BKPM.

Bukan hanya izin, insentif fiskal pun tambah Bahlil diberikan pemerintah untuk para penanam modal. Ini memang harus dilakukan pemerintah.

“Karena kami tahu, kami belajar dari masa lampau hampir semua negara, semua investor butuh 4 hal, yaitu kemudahan, kepastian, efisensi, dan transparansi,” jelasnya.

Di sisi lain, Bahlil menuturkan bahwa pandemi yang berlangsung sejak akhir 2019 berdampak langsung pada kesehatan yang merembet ke ekonomi, bahkan sosial. Ini terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Efeknya, ekonomi hampir semua negara mengalami kontraksi. Meski begitu, Bahlil bersyukur Indonesia tidak terdampak signifikan.

Kuartal II/2021 Tanah Air sudah keluar dari zona resesi. Kontribusi terbesarnya adalah konsumsi dan investasi.

“Hampir semua negara FDI [foreign direct investment/penanaman modal asing] terjadi penurunan. Namun yang terjadi di Indonesia tidak terlalu signifikan. Kami pada semester I/2021 sudah mencapai 49,2 persen dr total target,” ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper