Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Fed Dallas Setuju Mempercepat Tapering karena Varian Delta

Kaplan mengatakan cenderung sepakat untuk mulai mengurangi secara bertahap pembelian aset mulai Oktober. Hal itu mengarah pada konsekuensi yang tidak diinginkan seperti pasar perumahan yang meningkat dan harga sewa yang lebih tinggi.
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Selasa (13/8/2019). Bloomberg/Andrew Harrer
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Selasa (13/8/2019). Bloomberg/Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Robert Kaplan, Presiden Fed Dallas, mengatakan dia terbuka untuk menyesuaikan pandangannya bahwa Federal Reserve harus mulai mengurangi program pembelian aset lebih cepat jika varian delta mengganggu pemulihan ekonomi.

Kaplan mengatakan cenderung sepakat untuk mulai mengurangi secara bertahap pembelian aset mulai Oktober. Hal itu mengarah pada konsekuensi yang tidak diinginkan seperti pasar perumahan yang meningkat dan harga sewa yang lebih tinggi.

"Saya harus gesit, berpikiran terbuka, menghindari bersikap kaku jika saya melihat bahwa varian Delta menjadi lebih menantang di mana hal itu mulai mempengaruhi permintaan,” katanya, dilansir Bloomberg, Selasa (24/8/2021).

Sebelumnya, dalam risalah terbaru pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal, sebagian besar pejabat Federal Reserve setuju untuk mulai memperlambat laju pembelian obligasi akhir tahun ini. Mereka menilai bahwa kemajuan dalam inflasi yang cukup tercapai, sementara pasar tenaga kerja juga mulai menunjukkan perkembangan. Para gubernur bank sentral AS selanjutnya akan bertemu pada 21 hingga 22 September 2021.

Kasus Covid-19 telah melonjak di seluruh negeri ketika varian delta menyebar, mendorong perusahaan untuk mengevaluasi kembali rencana untuk mengembalikan pekerja ke kantor.

"Kami punya waktu satu bulan untuk melihat bagaimana semua ini terungkap," katanya.

Sementara tingkat pengangguran AS turun ke level terendah di era pandemi sebesar 5,4 persen pada Juli, lowongan naik ke rekor 10,1 juta pada Juni. Hal itu menyoroti upaya keras dari bisnis untuk mempekerjakan cukup pekerja, karena sejumlah tunjangan yang diberikan pemerintah menahan sejumlah warga AS untuk tidak kembali bekerja.

"Saya tidak tahu seberapa efektif pembelian [obligasi] ini pada tahap ini. Itu sebabnya saya mengatakan bahwa saya pikir kami akan jauh lebih sehat untuk mulai menghentikan pembelian ini segera setelah kami bisa," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper