Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awas Efek PPKM Berkelanjutan, Risiko Resesi Double Dip Menghantui

Jika PPKM berlangsung berlarut-larut maka dapat menyebabkan resesi double-dip, atau resesi berkelanjutan yang diselingi beberapa periode pertumbuhan dan pemburukan sebelum pulih sepenuhnya.
Suasana gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Rabu (31/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Rabu (31/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021 sukses mencetak kinerja positif, setelah tumbuh 7,07 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), melonjak tinggi dari kuartal II/2020 di mana terjadi kontraksi dalam, sebesar -5,32 persen.

Sementara itu, dibandingkan dengan kuartal I/2021, ekonomi pada kuartal kedua tahun ini meningkat sebesar 3,31 persen (quarter-to-quarter/qtq).

Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana mengatakan pertumbuhan tersebut didorong oleh efek base line yang rendah (low base effect) dan pelonggaran mobilitas di kuartal II/2021. Sementara, mesin pertumbuhan pada kuartal kedua tahun ini adalah konsumsi, investasi, dan kinerja ekspor-impor.

Wisnu menyoroti dampak dari pelonggaran mobilitas selama kuartal tersebut yang berkontribusi banyak pada keluarnya Indonesia dari resesi setelah empat kuartal berturut-turut.

Meski demikian, dia memperkirakan tren pemulihan ini dapat terhambat oleh gangguan yang dipicu oleh berjalannya pembatasan, atau PPKM level 4, untuk menekan laju penyebaran virus.

“Kami memandang bahwa tren pemulihan saat ini menghadapi risiko gangguan di kuartal III/2021 akibat pembatasan [PPKM] yang masih berlangsung,” katanya kepada Bisnis, Kamis (5/8/2021).

Dia merujuk pada indeks mobilitas yang menunjukkan aktivitas perekonomian yang lebih rendah pada Juli 2021, dibandingkan Juli 2020.

Sementara, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur yang dirilis oleh IHS Markit beberapa waktu lalu turun dari 53,5, ke level 40,1 di Juli 2021. Hal tersebut menunjukkan sektor manufaktur memasuki fase kontraksi.

Wisnu tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 akan mencapai 3,4 persen.

Namun, dia khawatir jika PPKM berlangsung berlarut-larut maka dapat menyebabkan resesi double-dip, atau resesi berkelanjutan yang diselingi beberapa periode pertumbuhan dan pemburukan sebelum pulih sepenuhnya.

“Apabila PPKM level 4 yang kini diterapkan bisa berlanjut hingga melampaui Agustus, maka Indonesia bisa memasuki jalur pertumbuhan ekonomi yang berkontraksi dalam dua kuartal sebelumnya [double dip],” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper