Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menargetkan tingkat inklusi keuangan Indonesia naik hingga 90 persen pada 2024.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat indeks inklusi keuangan nasional 2019 mencapai 76,19 persen dengan tingkat literasi keuangan sebesar 38,03 persen.
Menurutnya, apabila masyarakat Indonesia makin paham, mereka bisa menentukan dan juga menjaga kesejahteraan maupun aset yang mereka miliki.
“Mereka tidak mudah diiming-imingi oleh instrumen-instrumen yang kelihatannya sangat menarik, meyakinkan, tetapi sebetulnya berbahaya, dan kemudian bahkan kehilangan seluruh uang mereka,” katanya dikutip dari situs Kementerian Keuangan, Selasa (3/8/2021).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa peningkatan literasi keuangan di masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan sistem keuangan yang inklusif.
Inklusi keuangan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui distribusi pendapatan yang lebih merata, penurunan kemiskinan, dan stabilitas sektor keuangan.
“Kita semuanya berupaya bersama-sama meningkatkan literasi keuangan, baik melalui platform digital melalui konferensi video seperti ini, maupun berbagai program-program lainnya,” jelasnya.
Pemerintah, tambah Sri Mulyani, terus berupaya mengembangkan instrumen inovatif lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berinvestasi di pasar keuangan.
Partisipasi masyarakat dalam berinvestasi dapat mendorong kemandirian bangsa untuk pembiayaan pembangunan di Indonesia dan menjadi penunjang stabilitas sektor keuangan yang lebih kuat.