Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan konsumsi semen untuk kebutuhan infrastruktur dan proyek strategis mulai bergerak per Juni 2021.
Ketua Umum ASI Widodo Santoso mengatakan bahwa lambatnya konsumsi bidang infrastruktur membuat konsumsi semen bidang tersebut susut 1,6 persen secara tahunan pada semester I/2021 menjadi 6,22 juta ton. Sementara itu, konsumsi semen untuk properti naik 10 persen ke level 22,7 juta ton.
“Namun, Juni ini terbalik. Kebutuhan proyek infrastruktur dan proyek strategis sudah melonjak 24 persen, sedangkan properti 12 persen. Hal ini menunjukkan program [infrastruktur] pemerintah sudah mulai jalan,” katanya kepada Bisnis, Senin (19/7/2021).
Selain itu, seluruh wilayah di dalam negeri juga mengalami konsumsi semen yang positif. Dengan kata lain, konsumsi semen pada wilayah Bali dan Nusa Tenggara baru di zona hijau setelah 5 bulan berturut-turut susut.
Widodo mencatat, konsumsi semen di Bali dan Nusa Tenggara naik 7,9 persen secara tahunan per Juni 2021 menjadi 325.000 ton. Selain itu, konsumsi di Sulawesi mencatatkan pertumbuhan secara persentase tertinggi atau mencapai 61 persen menjadi 540.440 ton.
Di samping itu, konsumsi di wilayah Maluku dan Papua naik 26,5 persen menjadi 185.000 ton. Konsumsi di Jawa juga naik 9,5 persen menjadi 2,96 juta ton, dan di Sumatra tumbuh 10,5 persen ke kisaran 1,17 juta ton.
“Semua [wilayah] menunjukkan [konsumsi] positif dibandingkan dengan Juni tahun lalu. Bahkan Bali dan Nusa Tenggara juga sudah mulai naik karena kegiatan pariwisata. Semua ini karena Juni [2021] Covid sudah jauh berkurang dan anggaran pemerintah sudah mulai turun,” ucapnya.
Pertumbuhan positif yang merata itu membuat konsumsi semen nasional per Juni 2021 tumbuh 13,8 persen menjadi 5,55 juta ton. Alhasil, total konsumsi semen di dalam negeri pada semester I/2021 telah mencapai 29 juta ton atau naik 7,3 persen secara tahunan.