Bisnis.com, JAKARTA—PT Pertamina (Persero) mengusulkan agar penetapan harga crude palm oil atau CPO yang digunakan untuk kebutuhan biodiesel tidak mengikuti acuan dunia, mengingat penggunaannya untuk kebutuhan energi di dalam negeri.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa diperlukan solusi yang mampu menekan biaya produksi untuk membuat biodiesel lebih kompetitif dibandingkan dengan bahan bakar fosil konvensional.
“Terobosan yang harus kami lakukan, kalau CPO digunakan sebagai bahan baku energi maka penetapan harganya tidak perlu mengikuti harga pasar CPO dunia, karena ini produksi kita dan akan diproduksi biofuel di Indonesia,” katanya dalam acara Investor Daily Summit 2021, Rabu (14/3/2021).
Menurutnya, penetapan harga yang tidak perlu mengacu pada patokan dunia juga disebabkan karena CPO tersebut nantinya diperuntukan bukan untuk produk olahan, melainkan sebagai energi primer dalam negeri.
Pertamina sendiri telah memulai proses integrasi dari hulu hingga ke hilir untuk pembuatan biodiesel, sehingga pengolahannya menjadi lebih efisien.
Saat ini, Pertamina menggandeng PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk memenuhi kebutuhan CPO yang akan diolah menjadi biodiesel.
“Jadi bukan lagi Pertamina membeli CPO dan diproses, tapi dari rantai pasok mana yang bisa kami sinergikan agar lebih efisien,” jelasnya.