Bisnis.com, JAKARTA – Tarif sewa ruang perkantoran di Jakarta diperkirakan terus turun hingga akhir tahun 2021.
Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan penurunan harga sewa ruang perkantoran terjadi akibat adanya penurunan tingkat hunian karena pengurangan luas kantor dan tingginya jumlah pasokan.
"Pengurangan luas kantor berdampak pada turunnya tingkat hunian serta tingginya jumlah pasokan akan terus menekan tarif sewa ruang kantor," ujarnya, Rabu (7/7/2021).
Tarif sewa perkantoran di Jakarta tercatat turun 20 persen sejak 2016 hingga kuartal II/2021. Rerata tarif sewa di CBD tercatat Rp249.537, sedangkan di luar CBD tercatat Rp185.447.
“Sehingga proyeksinya di tahun ini tarif sewa akan terus tergerus baik di CBD maupun di luar CBD," katanya.
Pandemi Covid-19 yang masih melanda membuat pemilik apartemen sewa memberikan kebijakan rent fee dan fitting out allowance.
"Untuk harga jual diperkirakan masih stabil hingga akhir tahun ini. Kondisi perkantoran akan membaik setelah tahun 2022," ucapnya.
Ferry menuturkan pasokan perkantoran di kawasan Jakarta diproyeksikan mencapai 10,7 juta meter persegi dimana 65 persen disumbang dari wilayah CBD hingga akhir tahun ini.
Tak hanya itu, pandemi Covid-19 berdampak pada aktivitas pembangunan gedung perkantoran sehingga bakal mundur dari waktu penyelesaian konstruksinya. Karena itu, ia mengaku saat ini cukup sulit memprediksi kapan pengembang akan memulai pembangunan gedung-gedung baru.
"Pertumbuhan pasok relatif terbatas dalam 2 hingga 3 tahun ke depan," tuturnya.
Adapun, di area Central Business Distric (CBD) jumlah kumulatif ruang kantor mencapai 6,96 juta meter persegi seperti Trinity Tower atau Daswin Tower.
Tingkat hunian di CBD pada kuartal II/2021 ini mengalami penurunan 1,1 persen secara quarter to quarter (qoq) sehingga tingkat hunian hanya sekitar 79,2 persen.
“Sementara di luar CBD tingkat hunian sebesar 78,4 persen atau turun 1,2 persen qoq,” ujarnya.
Ferry menilai penurunan tersebut terjadi lantaran pengurangan luas kantor yang seringkali terjadi dan permintaan yang bersifat dinamis di tengah ketidakpastian akibat Covid-19.
Meskipun saat ini bisnis perkantoran terdampak dan harus melakukan optimalisasi dan mengurangi pengeluaran, bisnis Co-working space dinilai masih memiliki masa depan cukup cerah lantaran adanya faktor fleksibilitas yang ditawarkan.