Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pencairan Insentif Nakes 2020 Telat, Sri Mulyani: Ini Bukan Faktor Ketersediaan Anggaran

Tunggakan insentif tenaga kesehatan (nakes) pada 2020 yang telah selesai ditinjau oleh BPKP mencapai Rp1,34 triliun atau 90,8 persen dari pagu per 11 Juni 2021.
Sebuah kalimat penyemangat tertulis di hazmat salah satu tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/1/2021)./Antara
Sebuah kalimat penyemangat tertulis di hazmat salah satu tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/1/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan lamanya waktu realisasi pembayaran tunggakan 2020 bukan disebabkan oleh faktor ketersediaan anggaran.

"Lebih pada tata kelola dan bagaimana menciptakan akuntabilitas akurasi data base dari tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan," paparnya dalam konferensi pers, Jumat (2/7/2021).

Dari data Kemenkeu, total insentif dan santunan kematian tenaga kesehatan mencapai Rp4,6 triliun pada tahun lalu.

Adapun, tunggakan insentif tenaga kesehatan (nakes) pada 2020 yang telah selesai ditinjau oleh BPKP mencapai Rp1,34 triliun atau 90,8 persen dari pagu per 11 Juni 2021.

Nilai tersebut disalurkan untuk 200.506 nakes dan 1.607 fasilitas kesehatan.

"Pembayaran tunggakan klaim tahap terakhir masih dalam proses review APIP Kemenkes," ujar Sri Mulyani.

Untuk nakes di daerah yang bekerja di bawah administrasi daerah, pembayarannya berasal dari APBD yang bersumber dari DAU atau DBH.

Kemenkeu sudah menginstruksikan bahwa 8 persen DAU dan DBH harus dipakai untuk penanganan Covid-19, termasuk membayar insentif layanan kesehatan dan nakes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper