Bisnis.com, JAKARTA - People's Bank of China (PBOC) memberikan pandangan yang lebih positif dengan mengatakan ekonomi negara itu menunjukkan lebih banyak stabilitas dan peningkatan meskipun risiko domestik dan global tetap ada.
"PBOC akan meningkatkan koordinasinya dengan kebijakan ekonomi global dan mencegah guncangan eksternal," kata komite kebijakan moneter dalam sebuah pernyataan, dilansir Bloomberg, Selasa (29/6/2021).
Komite menegaskan kembali bahwa kebijakan moneter China akan tepat sasaran dan masuk akal dan bank sentral akan menjaga likuiditas cukup memadai.
Setelah mencatat ekspansi ekonomi pada kuartal pertama, indikator terbaru menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan seimbang. PBOC mempertahankan sikap kebijakannya tahun ini, mengambil pendekatan bertahap membatasi pertumbuhan kredit untuk mengatasi risiko keuangan, sambil menyediakan likuiditas yang cukup ke pasar untuk memenuhi permintaan.
"Pernyataan itu menunjukkan komite memiliki pandangan yang lebih positif terhadap ekonomi daripada pada kuartal pertama, ketika mengatakan pemulihan masih tidak seimbang," tulis analis Citic Securities yang dipimpin oleh Ming Ming dalam sebuah catatan.
Laporan itu melanjutkan, PBOC mungkin akan menjaga kebijakan moneter tetap stabil, dan tidak mungkin melonggarkan kebijakan secara signifikan ke depan.
Bank sentral juga menegaskan kembali bahwa rasio leverage makro atau total utang sebagai proporsi produk domestik bruto akan tetap stabil dan berjanji untuk mencocokkan ekspansi jumlah uang beredar dan pembiayaan agregat dalam perekonomian dengan tingkat pertumbuhan PDB nominal.
PBOC mengulangi bahwa pengambil kebijakan akan meningkatkan fleksibilitas nilai tukar dan menjaga yuan stabil pada tingkat keseimbangan yang wajar.
Analis Huachuang Securities termasuk Zhou Guannan mengatakan penyebutan kejutan eksternal menunjukkan PBOC lebih memperhatikan lingkungan kebijakan luar negeri di tengah sinyal yang berkembang bahwa Federal Reserve mungkin mulai mengurangi stimulus pandemi pada paruh kedua tahun ini.
PBOC siap menghadapi dampak dari potensi pengetatan Fed karena sudah mulai menormalkan kebijakannya.