Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia Sebut 3 Upaya Dongkrak Lapangan Kerja di Masa Pandemi

Berikut ini saran Bank Dunia untuk mendongkrak lapangan kerja di Indonesia.
Karyawati beraktivitas di kantor Bank Dunia, di Jakarta, Senin (9/10)./JIBI-Dwi Prasetya
Karyawati beraktivitas di kantor Bank Dunia, di Jakarta, Senin (9/10)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Penciptaan lapangan kerja menjadi salah satu penopang utama ekonomi yang dilanda krisis. Bank Dunia dalam paparan Indonesia Economic Prospects (IEP) Juni 2021 menyatakan pada rentang 2000 hingga 2019 Indonesia telah menciptakan setidaknya 4 juta lapangan kerja yang mampu menurunkan angka kemiskinan.

Di masa krisis karena pandemi Covid-19, upaya untuk menyelamatkan dan mendongkrak serapan tenaga kerja menjadi sangat penting.

Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Habib Rab mengatakan langkah pertama adalah upaya mitigasi dalam jangka pendek, yakni memberi dukungan fiskal pada mereka yang kehilangan pekerjaan.

"Artinya harus ada program yang memitigasi kehilangan pekerjaan, dukungan fiskal dan moneter yang mumpuni dalam jangka pendek," kata Rab dalam acara peluncuran IEP, Kamis (17/6/2021).

Kedua, lanjutnya, meningkatkan tenaga kerja kelas menengah, sehingga produktivitas industri terdongkrak dan dapat mendukung ekonomi. Saat ini sekitar 40 persen tenaga kerja di Indonesia berada di bawah kelas menengah. Namun mendongrak tenaga kerja kelas menengah pun bukan tanpa kendala terutama di situasi krisis.

"Tantangannya adalah untuk tingkatkan keterampilan mereka, memperkuat sistem pendidikan, sehingga menghasilkan angkatan kerja yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan industri," lanjutnya.

Satu Kahkonen, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, menggarisbawahi daya saing investasi dan perdagangan sebagai mesin untuk meningkatkan tenaga kerja kelas menengah.

"Meskipun Indonesia sudah melakukannya dengan baik, tetapi pekerjaan kelas menengah dengan manfaat sosial yang lebih tinggi masih kurang," ujarnya.

Ketiga, yakni mendorong partisipasi perempuan dalam angkatan kerja. Rab menjelaskan ada potensi kenaikan partisipasi angkatan kerja di Indonesia sebesar 59 persen pada 2025, demikian pula dengan keikutsertaan perempuan.

Dia menyarankan pemerintah untuk membangun layanan dan reformasi untuk memfasilitasi perempuan lebih mudah untuk memasuki angkatan kerja.

Adapun dalam proyeksi terbarunya, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh 4,4 persen pada tahun ini dan menguat menjadi 5 persen pada tahun depan. Proyeksi 5 persen pada 2022 lebih rendah dari target pemerintah yakni pertumbuhan 5,2 hingga 5,8 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper