Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Impor Mei 2021 Turun, Kinerja Diyakini Bakal Membaik

Eropa bisa menjadi pusat gelombang pemulihan ekonomi kedua menyusul wilayah Asia dan Pasifik, seiring dengan meluasnya vaksinasi di kawasan tersebut.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan meyakini kinerja perdagangan luar negeri Indonesia bakal membaik, seiring dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi. Sejumlah wilayah bahkan berpeluang menjadi pendorong ekspor pada semester kedua.

“Saya melihat peluang ekonomi di kawasan Eropa yang membaik. Hal ini terlihat dari kebijakan mobilitas di berbagai negara yang lebih longgar. Jika berlanjut, permintaan dari kawasan ini bisa menjadi pendorong ekspor Indonesia,” kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kemendag Kasan Muhri ketika dihubungi, Selasa (15/6/2021).

Kasan menilai Eropa bisa menjadi pusat gelombang pemulihan ekonomi kedua menyusul wilayah Asia dan Pasifik, seiring dengan meluasnya vaksinasi di kawasan tersebut. Selain itu, dia juga mencatat permintaan dari mitra dagang Asia tetap tinggi meskipun terjadi penurunan pada Mei dibandingkan dengan April 2021.

“Permintaan dari China, Hong Kong, dan Taiwan tetap baik pada masa pemulihan. Indikasinya adalah tarif pengapalan untuk ekspor yang masih tinggi,” kata dia.

Terkait dengan turunnya ekspor dan impor pada Mei, Kasan menjelaskan bahwa hal tersebut tidak lepas dari berkurangnya aktivitas produksi pada Ramadan dan Lebaran. Hari kerja yang lebih sedikit dibandingkan pada bulan biasa juga berpengaruh terhadap frekuensi pengapalan dan volume produksi barang yang berorientasi ekspor.

Tak hanya faktor internal, Kasan juga menyebutkan faktor turunnya impor di negara tujuan ekspor. Dia memberi contoh turunnya impor bulanan China sebesar 14,2 persen dibandingkan dengan April 2021 akibat turunnya permintaan domestik. Hal ini juga berpengaruh pada permintaan untuk produk Indonesia.

“Mitra utama kita seperti India, China, dan Korea Selatan semuanya mengalami penurunan impor secara bulanan. Misal India turun karena mereka mulai harus menghadapi gelombang kenaikan kasus Covid-19,” lanjut Kasan.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani menilai penerimaan ekspor Indonesia tahun ini masih berpeluang dioptimalkan melalui ekspor komoditas karena permintaannya masih tinggi saat pemulihan ekonomi.

Namun, dia juga memberi catatan bagi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk mengambil berbagai upaya dalam diversifikasi ekspor karena harga komoditas diperkirakan akan mulai stagnan pada tahun depan.

“Indonesia juga perlu melakukan diversifikasi pasar tujuan ekspor dan memperdalam penetrasi pasar ekspor existing agar volume ekspor nasional bisa terus tumbuh usai berakhirnya normalisasi permintaan dan harga komoditas global,” kata Shinta. 

Shinta juga mengemukakan penurunan impor dalam dua bulan terakhir masih dalam batas kewajaran. Dia mengatakan pelaku usaha cenderung berjaga-jaga dan melihat potensi permintaan sebelum mulai menggenjot produksi demi menghindari pasokan barang berlebih yang tak terserap pasar.

“Pada kondisi pemulihan pasar yang tidak pasti seperti saat ini, pelaku usaha umumnya tidak mau mengambil risiko overproduction atau overstock karena belum tentu bisa diserap pasar. Jadi [penurunan] masih terhitung wajar dan masih sejalan dengan proyeksi PMI karena dari sisi nilai impor tetap tinggi dan menyamai nilai pada 2019. Ini tanda yang positif,” paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper