Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Senat AS loloskan RUU Lawan Ancaman Teknologi China, Rp2.717 Triliun Siap Digelontorkan

Secara terpisah, beleid itu juga akan menyetujui pengeluaran US$54 miliar untuk meningkatkan produksi dan penelitian semikonduktor dan peralatan telekomunikasi, termasuk US$2 miliar yang didedikasikan untuk chip.
Joe Biden (kiri) saat dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat di Front Barat Capitol AS di Washington, Amerika Serikat, Rabu (20/1/2021)./Antara-Reutersrn
Joe Biden (kiri) saat dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat di Front Barat Capitol AS di Washington, Amerika Serikat, Rabu (20/1/2021)./Antara-Reutersrn

Bisnis.com, JAKARTA - Senat Amerika Serikat memberikan suara 68-32 pada Selasa (8/6/2021) untuk menyetujui paket undang-undang yang akan meningkatkan kemampuan negara itu untuk bersaing dengan teknologi China.

Tindakan tersebut memberi pendanaan sekitar US$190 miliar atau Rp2.717 triliun untuk memperkuat teknologi dan penelitian AS. Secara terpisah, beleid itu juga akan menyetujui pengeluaran US$54 miliar untuk meningkatkan produksi dan penelitian semikonduktor dan peralatan telekomunikasi, termasuk US$2 miliar yang didedikasikan untuk chip.

RUU tersebut harus melewati Dewan Perwakilan Rakyat untuk dikirim ke Gedung Putih agar ditandatangani Presiden Joe Biden menjadi undang-undang. Tidak jelas seperti apa bentuk undang-undang di DPR atau kapan akan diadopsi.

RUU tersebut memiliki sejumlah ketentuan terkait China termasuk melarang aplikasi media sosial TikTok diunduh di perangkat pemerintah, dan akan memblokir pembelian drone yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan yang didukung oleh pemerintah China.

Itu juga akan memungkinkan diplomat dan militer Taiwan untuk mengibarkan bendera mereka dan mengenakan seragam saat berada di Amerika Serikat untuk urusan resmi.

Selain itu RUU juga akan menciptakan sanksi wajib baru yang luas terhadap entitas China yang terlibat dalam serangan siber AS atau pencurian kekayaan intelektual dari perusahaan AS, dan memberikan tinjauan kontrol ekspor pada barang-barang yang dapat digunakan untuk mendukung pelanggaran hak asasi manusia.

Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, co-sponsor dari tindakan tersebut, memperingatkan konsekuensi mengerikan dari tidak mendanai penelitian untuk bersaing dengan China.

"Jika kita tidak melakukan apa-apa, hari-hari kita sebagai negara adidaya yang dominan mungkin akan berakhir. Kami tidak bermaksud membiarkan hari-hari itu berakhir begitu saja. Kami tidak bermaksud melihat Amerika menjadi negara menengah di abad ini," kata Schumer, dilansir Channel News Asia, Rabu (9/6/2021).

Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan pendanaan tersebut dapat menghasilkan tujuh hingga 10 pabrik semikonduktor baru AS.

General Motors mengatakan undang-undang itu merupakan langkah penting untuk mengatasi kekurangan semikonduktor yang terus berdampak pada manufaktur otomotif AS.

Beberapa kritikus menyamakan upaya pendanaan Senat dengan dorongan pengembangan industri teknologi tinggi China, yang dijuluki "Made in China 2025", yang telah lama membuat Amerika Serikat kesal.

RUU tersebut juga berusaha untuk melawan pengaruh global Beijing yang berkembang melalui diplomasi, dengan bekerja sama dengan sekutu dan meningkatkan keterlibatan AS dalam organisasi internasional setelah agenda "America First" mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik.

Senator Maria Cantwell mencatat RUU itu akan mengesahkan pengeluaran NASA dan misi Artemis ke Bulan.

"Seperti yang telah dijelaskan China, mereka akan pergi ke Mars, kita akan kembali ke Bulan untuk mempersiapkan diri kita pergi ke Mars," kata Cantwell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper