Bisnis.com, JAKARTA - China mengatakan pada hari ini, Jumat (4/6/2021), bahwa pihaknya sangat mengutuk penandatanganan perintah Presiden AS Joe Biden untuk melarang investasi di lusinan perusahaan pertahanan dan teknologi China.
China mendesak Amerika Serikat untuk menghormati hukum dan prinsip pasar serta menarik daftar larangan investasi, kata juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin dalam jumpa pers reguler, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Biden menandatangani perintah eksekutif pada hari Kamis kemarin (3/6/2021). Isinya melarang entitas AS berinvestasi di lusinan perusahaan China yang diduga terkait dengan sektor teknologi pertahanan atau pengawasan, sebuah langkah yang menurut pemerintahannya memperluas cakupan perintah era Trump yang cacat hukum.
Dilansir oleh Bloomberg, perintah amandemen yang ditandatangani oleh Biden tersebut menyebutkan 59 perusahaan yang terlibat dalam sektor teknologi pertahanan dan pengawasan China, 15 perusahaan lebih banyak dari yang disebutkan sebelumnya dalam daftar Pentagon tentang perusahaan yang dikendalikan militer China yang menjadi dasar larangan Trump.
"Perintah itu mengizinkan Amerika Serikat untuk melarang - dengan cara yang ditargetkan dan terbatas - investasi AS di perusahaan-perusahaan China yang merusak nilai-nilai keamanan atau demokrasi Amerika Serikat dan sekutu kami," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.