Bisnis.com, JAKARTA - IHS Markit mencatat PMI manufaktur Indonesia berada di level 55,3. Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan indeks ini.
Perolehan ini sekaligus menandakan pemulihan kegiatan ekonomi Tanah Air. PMI Manufaktur Indonesia pada Mei 2021 naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 54,6.
Jingyi Pan, Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit, mengatakan sektor manufaktur Indonesia berkembang cepat pada bulan Mei, menurut PMI Manufaktur IHS Markit.
Permintaan baru, output, dan pembelian naik pada tingkat yang belum pernah terjadi selama 10 tahun sejarah survei, sementara ketenagakerjaan kembali bertumbuh setelah 14 bulan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas operasional yang meningkat.
"Perusahaan menandakan peningkatan permintaan dan output yang kuat, sementara peningkatan pertama pada ketenagakerjaan dalam 15 bulan juga merupakan tanda yang menggembirakan," ujar Pan dalam rilis IHS Market, Selasa (2/6/2021).
Namun, Pan melihat kendala pasokan masih menjadi masalah yang belum terselesaikan, mengakibatkan kenaikan harga yang dialami di seluruh sektor manufaktur.
Baca Juga
Kendala pasokan terus tercermin dari perpanjangan waktu pemenuhan pesanan, yang mengakibatkan inflasi biaya input dan output terus berlanjut di Indonesia. Sebagai akibat dari keterlambatan pengiriman, input menipis meskipun rekor transaksi pembelian meningkat.
“Secara keseluruhan, perusahaan tetap optimis mengenai output pada masa mendatang, dengan harapan kondisi Covid-19 membaik. Sangat penting bahwa situasi pandemi terus terkendali, khususnya dengan wabah yang meluas di wilayah Asia dan pasca liburan Idulfitri, agar tidak menggagalkan pemulihan yang sedang berlangsung.”
Dua komponen terbesar indeks headline, output dan permintaan baru, sebagai kontributor utama dalam peningkatan rekor sektor pada bulan Mei.
IHS Market menyaksikan peningkatan yang lebih kuat dari permintaan secara keseluruhan, didukung oleh pertumbuhan permintaan baru internasional pada bulan kedua, yang memicu kenaikan produksi manufaktur pada bulan Mei.
"Guna memenuhi kebutuhan permintaan baru dan produksi yang meningkat, produsen meningkatkan akuisisi bahan baku dan barang setengah jadi, memperluas pembelian selama empat bulan berturut-turut," tulis IHS Markit dalam laporannya.
IHS Markit juga mengaitkan kenaikan sebagai respon baik terhadap pemenuhan permintaan saat ini dan antisipasi dari permintaan yang akan datang. Mei juga merupakan bulan kedua saat tingkat pertumbuhan aktivitas pembelian mencapai rekor.
Sementara itu, perluasan jumlah tenaga kerja terlihat pertama kalinya sejak 15 bulan ketika perusahaan merekrut lebih banyak pegawai untuk memperluas kapasitas operasi mereka.