Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar Baik! PMI Manufaktur Indonesia Pecah Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

PMI Manufaktur Indonesia pada Mei 2021 naik menjadi 55,3, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 54,6.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - IHS Markit mencatat PMI manufaktur Indonesia berada di level 55,3. Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan indeks ini.

Perolehan ini sekaligus menandakan pemulihan kegiatan ekonomi Tanah Air. PMI Manufaktur Indonesia pada Mei 2021 naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 54,6.

Jingyi Pan, Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit, mengatakan sektor manufaktur Indonesia berkembang cepat pada bulan Mei, menurut PMI Manufaktur IHS Markit.

Permintaan baru, output, dan pembelian naik pada tingkat yang belum pernah terjadi selama 10 tahun sejarah survei, sementara ketenagakerjaan kembali bertumbuh setelah 14 bulan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas operasional yang meningkat.

"Perusahaan menandakan peningkatan permintaan dan output yang kuat, sementara peningkatan pertama pada ketenagakerjaan dalam 15 bulan juga merupakan tanda yang menggembirakan," ujar Pan dalam rilis IHS Market, Selasa (2/6/2021).

Namun, Pan melihat kendala pasokan masih menjadi masalah yang belum terselesaikan, mengakibatkan kenaikan harga yang dialami di seluruh sektor manufaktur.

Kendala pasokan terus tercermin dari perpanjangan waktu pemenuhan pesanan, yang mengakibatkan inflasi biaya input dan output terus berlanjut di Indonesia. Sebagai akibat dari keterlambatan pengiriman, input menipis meskipun rekor transaksi pembelian meningkat.

“Secara keseluruhan, perusahaan tetap optimis mengenai output pada masa mendatang, dengan harapan kondisi Covid-19 membaik. Sangat penting bahwa situasi pandemi terus terkendali, khususnya dengan wabah yang meluas di wilayah Asia dan pasca liburan Idulfitri, agar tidak menggagalkan pemulihan yang sedang berlangsung.”

Dua komponen terbesar indeks headline, output dan permintaan baru, sebagai kontributor utama dalam peningkatan rekor sektor pada bulan Mei.

IHS Market menyaksikan peningkatan yang lebih kuat dari permintaan secara keseluruhan, didukung oleh pertumbuhan permintaan baru internasional pada bulan kedua, yang memicu kenaikan produksi manufaktur pada bulan Mei.

"Guna memenuhi kebutuhan permintaan baru dan produksi yang meningkat, produsen meningkatkan akuisisi bahan baku dan barang setengah jadi, memperluas pembelian selama empat bulan berturut-turut," tulis IHS Markit dalam laporannya.

IHS Markit juga mengaitkan kenaikan sebagai respon baik terhadap pemenuhan permintaan saat ini dan antisipasi dari permintaan yang akan datang. Mei juga merupakan bulan kedua saat tingkat pertumbuhan aktivitas pembelian mencapai rekor.

Sementara itu, perluasan jumlah tenaga kerja terlihat pertama kalinya sejak 15 bulan ketika perusahaan merekrut lebih banyak pegawai untuk memperluas kapasitas operasi mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper