Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa tingkat kewaspadaan harus tinggi, terutama pada fluktuasi harga minyak mentah dunia.
Kondisi ini akan berpengaruh pada inflasi yang bermuara pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sehingga bakal terus dipantau.
“Arah pergerakan harga minyak mentah dunia saat ini, masih cenderung meningkat. Ini akan memberikan dampak yang positif pada penerimaan minyak dan gas,” katanya saat menyampaikan pandangan pemerintah terhadap fraksi terkait kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) 2022, Senin (31/5/2021).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa harga minyak yang meningkat juga memberi risiko bagi besaran subsidi energi yang akan memengaruhi postur APBN.
Dinamika pandemi Covid-19 dia pastikan akan tetap menjadi faktor utama yang memengaruhi kondisi ekonomi global dan dinamika harga minyak dunia.
Di sisi lain, pesatnya pengembangan dan penggunaan energi alternatif akan sangat positif untuk mendukung pemulihan hijau atau green recovery.
Baca Juga
“Namun juga perlu diwaspadai dan diantisipasi bahwa penggunaan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan akan mempengaruhi harga minyak dalam jangka menengah,” jelasnya.
Sementara itu, pemerintah juga terus mewaspadai perubahan tensi geopolitik dunia. Menurut Sri Mulyani, asumsi harga minyak di tahun 2022 dalam kisaran US$55 sampai US$65 per barel mencerminkan dinamika dan ketidakpastian.