Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa momentum pemulihan ekonomi seiring dengan kemampuan pemerintah dalam mengendalikan pandemi Covid-19 sangat penting.
Tren perbaikan ekonomi terus terjadi setelah Indonesia mengalami kontraksi terdalam pada kuartal II/2020, yaitu minus 5,32 persen. Meski masih resesi, produk domestik bruto (PDB) kuartal I/2021 lebih baik, yakni minus 0,74 persen.
“Kita prediksi untuk Mei dengan catatat Covid-19 tidak melonjak karena kemarin puasa dan Lebaran, kita bisa lihat pemulihan ini terakselerasi hingga Mei ini,” katanya saat rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (24/5/2021).
Dua minggu setelah lebaran bisa dikatakan menjadi pertaruhan pemerintah. Meski dilarang mudik, masih ada masyarakat yang memaksa kembali ke kampung halaman.
Setidaknya ada 1,5 juta masyarakat Indonesia memaksa mudik meski dilarang pemerintah. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, sebanyak 17 juta masyarakat akan mudik jika tidak ada larangan.
Di sisi lain tempat wisata dibuka sehingga terjadi kerumunan. Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) mencatat terjadi kenaikan mobilitas yang cukup tinggi di tempat wisata.
Di akhir pekan Lebaran terjadi lonjakan hingga 100,8 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Sri Mulyani menjelaskan bahwa meski begitu terjadi perbaikan keyakinan konsumen. Kegiatan masyarakat melonjak dari sisi mobilitas.
“Indeks penjualan ritel kita di angka 188 dalam hal ini terjadi perbaikan. Penjualan mobil ritel tumbuh 227 persen yoy [year on year/dibandingkan tahun lalu] dan belanja negara kita juga menyumbang akselerasi pemulihan tersebut,” jelasnya.