Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat perlu melakukan sosialisasi aplikasi Sistem Pemantauan Konstruksi (SiPetruk) kepada pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembangan Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mendukung gerakan pembangunan serta penyediaan rumah subsidi berkualitas yang dicanangkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Menurutnya, apa yang dilakukan Kementerian PUPR sesuai dengan semangat visi dan misi Apersi dalam membangun perumahan subsidi khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Namun, Junaidi menggarisbawahi bahwa harus ada upaya menghindari mengeluarkan aturan hanya berdasarkan coba-coba ini yang akan memengaruhi kinerja pengembang.
Aplikasi SiPetruk merupakan sistem yang dipersiapkan Kementerian PUPR yang digunakan untuk memantau progres konstruksi pembangunan rumah subsidi oleh para pengembang.
Junaidi mengutarakan pembangunan hunian yang berkualitas akan bermanfaat bagi masyarakat, bagi pengembang, dan bagi pemerintah sebagai wujud bakti kepada masyarakat.
“Dengan kualitas bangunan yang baik, artinya sudah membangun kualitas bangsa ini secara keseluruhan,” ungkapnya melalui ketgerangan tertulis pada Minggu (22/5/2021).
Terkait dengan hal itu, lanjutnya, pemerintah perlu menyosialisasikan aplikasi SiPetruk, karena hingga saat ini masih banyak pengembang belum mengetahui detail aplikasi tersebut.
"Ini yang perlu disosialisasikan, minimal kepada asosiasi pengembang. Bagaimanapun, pengembang adalah mitra pemerintah dalam program pengadaan rumah subsidi sekaligus eksekutor lapangan," kata Junaidi.
Mengenai regulasi pembangunan rumah subsidi dengan penggunaan aplikaski SiPetruk, Apersi akan mendukung regulasi tersebut selama mengakomodasi kepentingan para pihak dan mitra.
Baca Juga : Pandemi Selesai, Harga Properti Naik Luar Biasa |
---|
Namun demikian, Junaidi mengungkapkan masih ada kendala dalam penerapannya terkait dengan geografis dan tantangan membangun rumah subsidi di daerah. "Kami berharap agar syarat dan ketentuan yang ada dalam aplikasi yang ditawarkan tidak menjadi hambatan."
Dia menilai perlu ada pertimbangan fisik pembangunan rumah seperti kultur kearifan lokal dan kontur tanah serta infrastruktur, karena setiap daerah punya kontur tanah yang berbeda sehingga tidak bisa disamaratakan.
Junaidi mencontohkan hampir seluruh wilayah Kalimantan lahannya berupa rawa dan lahan gambut sehingga harus menjadi pertimbangan tersendiri. "Kalau hal itu tidak diperhatikan, tentu akan menyulitkan. Selain itu, kondisi dan kesiapan pengembang juga berbeda-beda di setiap daerah."
Selain itu, dia berharap aplikasi SiPetruk selain berorientasi kepada pembangunan rumah MBR yang berkualitas, juga harus berbanding lurus dengan mekanisme kemudahan pencairan akad kredit pemilikan rumah.
Dia mengemukakan duduk bersama antarmitra sangat penting untuk membahas detail rencana SiPetruk agar aturan yang sudah ditetapkan dalam realisasinya tidak berat sebelah atau menimbulkan masalah.
Baca Juga : BCA Hati-hati Kucurkan KPR dengan DP 0 Persen |
---|