Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penarikan Stimulus Terlalu Cepat Berisiko Hambat Pemulihan Ekonomi

Menurut BKF, kebijakan penanganan pandemi di berbagai negara juga harus dikelola secara hati-hati. Tujuannya menjaga kesinambungan fiskal dalam jangka panjang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Berbagai lembaga internasional menunjukkan pada 2021 menjadi menjadi tahun pemulihan. Akan tetapi masih ada risiko-risiko yang harus diwaspadai.

Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) dalam laporan yang berjudul Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2022 menuliskan keyakinan terhadap ekonomi membuat proyeksi pertumbuhan direvisi ke atas.

“Perbaikan proyeksi oleh berbagai lembaga terjadi secara luas, khususnya pada Amerika Serikat yang cukup signifikan didorong oleh pemberian stimulus masif sebesar US$1,9 triliun serta progres vaksinasi yang begitu cepat,” tulis laporan tersebut.

Vaksinasi, berdasarkan laporan Kemenkeu, akan menjadi pengubah permainan atau game changer atas Covid-19.

Meski begitu, hal tersebut juga dapat menimbulkan risiko yang merugikan pertumbuhan global apabila pelaksanaannya tidak berjalan secara lancar.

“Risiko lain yang perlu diantisipasi dampaknya pada pemulihan global adalah adanya penarikan stimulus yang terlalu cepat di tengah situasi pandemi yang masih terjadi,” papar laporan BKF.

Di sisi lain, tekanan utang sebagai implikasi dari kebijakan penanganan pandemi di berbagai negara juga harus dikelola secara hati-hati. Tujuannya menjaga kesinambungan fiskal dalam jangka panjang.

Berbagai dinamika seperti ketegangan geopolitik hingga perubahan iklim juga masih menjadi faktor risiko yang terus diwaspadai pada lingkungan global.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani pun mengatakan bahwa tanda-tanda positif ekonomi global mengalami momentum penguatan hingga Mei. Akan tetapi ada ancaman yang membuatnya keluar dari jalur.

“Lonjakan kasus Covid-19 di India yang begitu dramatis dan menjalar ke berbagai belahan dunia menimbukan bayangan ketidakpastian lagi dan risiko pengetatan serta pelemahan ekonomi global,” katanya pada acara Penyampaian Pemerintah terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal RAPBN 2022 di Kompleks Parlemen, Kamis (20/5/2021).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper