Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 kembali di atas 5 persen.
Dengan berbagai langkah reformasi struktural yang dilakukan pemerintah, ekonomi diyakini bisa meningkat. Tahun lalu, komponen produktivitas terkontraksi 5 persen akibat pandemi.
“Komponen produktivitas ini diharapkan dapat meningkat menjadi sekitar 2,4 persen per tahun rata-rata dalam lima tahun ke depan atau lebih tinggi dari rata-rata sepuluh tahun sebelum pandemi yang sebesar 1,6 persen,” katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta yang disiarkan virtual, Kamis (20/5/2021).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja juga diharapkan dapat meningkatkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Melihat berbagai dinamika, risiko ketidakpastian, potensi pemulihan ekonomi global dan nasional di 2022, serta penanganan Covid-19, pemerintah mengusulkan kisaran indikator ekonomi makro dalam pengusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN).
“Pertumbuhan ekonomi 5,2 persen sampai 5,8 persen, inflasi 2 persen sampai 4 persen, tingkat suku bunga SUN 10 tahun 6,32 persen sampai 7,27 persen, nilai tukar Rp13.900 sampai Rp15.000 per dolar Amerika Serikat,” jelasnya.
Baca Juga
Selain itu, dalam RAPBN 2022 harga minyak mentah Indonesia diperkirakan US$55 sampai US$65 per barel, lifting minyak bumi 686.000 sampai 726.000 barel per hari, dan lifting gas bumi 1,031 juta sampai 1,103 juta barel setara minyak per hari.