Bisnis.com, JAKARTA - PT Berdikari, salah satu BUMN pangan yang mendapat tugas importasi daging sapi, melaporkan sejumlah kendala dalam merealisasikan pemasukan daging sapi dari Brasil. Dari 20.000 ton alokasi impor yang diberikan pemerintah, perusahaan baru bisa mendatangkan 415 ton sebelum Lebaran.
“Untuk daging sapi Brasil kami penugasan impor 20.000 ton, hanya saja memang yang bisa masuk sebelum Lebaran hanya 415 ton. Kenapa? Karena supplier daging sapi Brasil ini hanya dua,” kata Direktur Utama PT Berdikari Harry Warganegara dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (19/5/2021).
Harry menjelaskan realisasi impor yang masih jauh dari alokasi disebabkan oleh sejumlah kendala. Dia menyebutkan kapasitas produksi dari dua pemasok di Brasil cenderung terbatas dan hanya bisa memenuhi permintaan pengiriman jika order dilakukan sebulannya.
“Dari segi produktivitas memang kapasitasnya terbatas. Perlu pemesanan sebulan sebelumnya. Jadi saat kami mendapat penugasan SPI [surat persetujuan impor] keluar awal Maret, kami baru bisa booked dan yang bisa masuk 415 ton,” papar Harry.
Selain kapasitas pemasok yang terbatas, Harry mengatakan harga daging sapi Brasil telah mengalami kenaikan. Dia menyebutkan harga sapi asal Brasil 30 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.
Menghadapi kendala ini, Harry mengatakan pemerintah Brasil melalui kedutaan besarnya di Jakarta telah merekomendasikan tambahan 15 perusahaan sebagai pemasok. Hanya saja, pasokan dari 15 perusahaan ini belum bisa direalisasi karena masih dalam proses audit.
Baca Juga
“Memang dengan supplier yang lebih banyak kami akan memiliki kesempatan untuk memilih lebih banyak dan harganya juga bisa lebih bersaing. Namun prosesnya itu memang belum diterima untuk 15 perusahaan ini karena terkendala audit dari yang seharusnya kunjungan langsung kini harus virtual,” lanjutnya.
Terlepas dari kendala dari sisi pasokan, dia mengatakan Berdikari telah melakukan pemesanan sebanyak 4.564 ton dari kedua pemasok untuk pemasukan sampai Agustus. Sebanyak 616 ton diperkirakan akan masuk pada Juni, 1.260 ton masuk pada Juli, dan 1.876 ton masuk pada Agustus.